BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan
daerah yang cukup handal di kawasan Sumatera, terutama karena potensi alam dan
sumber daya manusianya. Letak geografis dan astronomis kabupaten Tapanuli Utara
ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa
kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Disamping sudah beroperasinya Bandar
Udara Silangit. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk
dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi ditambah kebun-kebun kopi
yang cukup menjanjikan.
Sektor pertanian dianggap memiliki
peranan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan,
penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Sektor pertanian
berperan besar bagi sektor industri karena menjadi pemasok bahan baku.
Untuk komoditi yang unggulan sektor
pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara
dipergunakan analisis location quotient dan untuk menganalisis kontribusi komoditi unggulan dan sentra produksi dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli
Utara menggunakan analisis deskripitif, yaitu dengan melihat kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan Perencanaan
Strategis.
Daerah Tapanuli Utara pada umumnya di tumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan tropis,
terutama hal itu terlihat pada hutan-hutan lebat yang terbentang di pegunungan.
Persebaran penduduk tidak merata di setiap wilayah/ Kecamatan, hal ini
disebabkan faktor geografis dan kesuburan tanah yang berbeda serta tersedianya
fasilitas sarana dan prasarana, lapangan kerja dan lain-lain.
Lapangan kerja yang
terbatas di bidang pertanian yang berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak dari
sumber daya alam dan faktor produksi lainnya. Artinya keterbatasan modal,
pengetahuan, teknologi serta ketersedian lahan mengakibatkan kebanyakan tenaga
petani menjadi setengah menganggur. Dengan kondisi seperti ini salah satu
langkah yang dapat ditempuh masyarakat adalah dengan mengembangkan industri
kecil. Industri kecil yang dimaksud yaitu industri kecil yang mengolah
hasil-hasil pertanian
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan
salah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan
dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di
atas permukaan laut. Topografi dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara
beraneka ragam yaitu yang tergolong datar (3,16 persen), landai (26,86 persen),
miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen).
Secara astronomis Kabupaten Tapanuli
Utara berada pada posisi 1º20′ – 2º41′ Lintang Utara dan 98º05“99º16™ Bujur
Timur. Sedangkan secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau
berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu,
- disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
- di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;
- disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan; dan
- disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli
Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa
Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan
daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya.
Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru
dengan membangun irigasi. Sebagian perairan Danau Toba yang dimiliki dan sungai yang cukup banyak untuk
dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit
tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama, khususnya Pulau Sibandang di
kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan wisata rohani Salib Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi
daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan nasional.
Sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka
tulang punggung perekonomian masyarakat di pedesaan didominasi oleh sektor
pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat. Sektor
pertanian (pertanian pangan, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan), menyusul
sektor pemerintahan dan perdagangan. Peranan sektor industri, perdagangan dan
pariwisata sudah semakin nyata namun belum dapat menyamai andil sektor
pertanian. Kegiatan ekonomi daerah sangat tergantung kepada usaha di bidang
pertanian terutama pertanian tanaman pangan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada paper
ini adalah:
1.
Apa faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Tapanuli Utara?
C.
Tujuan Pembuatan Paper
Adapun tujuan pembuatan paper ini
adalah:
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Tapanuli Utara
Bab II
FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR PRTANIAN DI DAERAH TAPANULI
UTARA
Sektor pertanian dianggap memiliki
peranan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan,
penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Sektor pertanian
berperan besar bagi sektor industri karena menjadi pemasok bahan baku.
Untuk komoditi yang unggulan sektor
pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara
dipergunakan analisis location quotient dan untuk menganalisis kontribusi komoditi unggulan dan sentra produksi dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli
Utara menggunakan analisis deskripitif, yaitu dengan melihat kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan Perencanaan
Strategis.
Komoditi unggulan
Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sektor Pertanian, Perkebunan dan Jasa. Sektor
pertanian komoditi unggulannya adalah jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu.
Sub sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa Kopi, karet, tebu,
kakao, kelapa sawit, Kelapa, aren, kayu manis, kemiri, pinang, vanili dan
cengkeh. sektor jasa komoditi unggulannya adalah wisata alam dan wisata budaya
Berdasarkan analisa LQ didapat bahwa
komoditi unggulan sektor tanaman bahan pangan adalah komoditi padi sawah, padi
ladang dan kacang tanah. Sedangkan komoditi unggulan sektor tanaman
sayur-sayuran adalah komoditi sawi.Sektor tanaman buah- buahan adalah komoditi
alpukat, nenas dan durian. Komoditi unggulan sektor tanaman perkebunan adalah
komoditi kemenyan dan kopi. Komoditi unggulan
sektor peternakan adalah ternak kerbau dan babi. Komoditi unggulan
sektor perikanan adalah kolam sawah.
Berdasarkan uji rata-rata hasil
nilai LQ, sentra produksi komoditi unggulan
padi sawah adalah Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua,
Simangumban, dan Muara. Tanaman kacang tanah adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting, Sipoholon,
Tarutung, Siatas Barita, Siborongborong dan Pagaran. Tanaman sawi yang menjadi
daerah basis adalah Kecamatan Parmonangan, Sipoholon, Pahae Julu,
Siborong-borong dan Pagaran. Tanaman durian adalah Kecamatan Parmonangan, Adian
Koting, Tarutung, Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban dan Kecamatan
Garoga. Tanaman nenas adalah Kecamatan Pangaribuan, dan Kecamatan Sipahutar.
Kemenyan adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting, Tarutung, Pahae Julu,
Pangaribuan dan Kecamatan Sipahutar. Tanaman kopi adalah Kecamatan Parmonangan,
Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Pangaribuan, Sipahutar, Siborongborong,
Pagaran dan Kecamatan Muara. Ternak kerbau yang menjadi daerah basis adalah
Kecamatan Adian Koting, Sipoholon,
Tarutung, Siatas Barita, Pahae Jae, Purbatua, Pangaribuan, Siborongborong,
Pagaran, dan Muara. Sedangkan perikanan sawah adalah Kecamatan Parmonangan,
Adian Koting, Pahae Julu, Pangaribuan, Garoga, Sipahutar, Siborong-borong dan
Pagaran.Untuk mendukung pengembangan komoditi unggulan di Kabupaten Tapanuli
Utara, berbagai perencanaan strategis dilakukan, yakni,: Membagi wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara menjadi beberapa sentra produksi berdasarkan komoditi
unggulan yang disesuaikan dengan potensi daerah dan kawasan yang sesuai dengan
komoditi unggulan tersebut, Peningkatan produktivitas, Peningkatan mutu, Pengembangan
pemasaran hasil-hasil pertanian, Program Agropolitan dikolaborasikan dengan
program pemberdayaan sektor pertanian .
Adapun
sub sektor pertanian di Tapanuli Utara adalah:
1.
Sub
Sektor Pangan
Pertanian Tanaman pangan dan
hortikultura di Kabupaten Tapanuli Utara cukup menjanjikan dimasa mendatang
dengan potensi lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangannya
seluas 66.683 ha. Sektor tanaman pangan mencakup
tanaman padi, palawija dan hortikultura. Sesuai data yang dihimpun MedanBisnis,
tanaman padi memiliki luas panen terbesar seluas 28.846 ha. Sedangkan untuk
tanaman sayuran, cabai memiliki luas panen 442 ha.
Visi misi Kabupaten Tapanuli Utara
sebagai lumbung pangan dibawah kepemimpinan Bupati Taput Nikson Nababan kini
tidak sendirian. Tentara Nasional Indonesia melalui pimpinan TNI Angkatan Darat
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, kini
mendukung program yang sama yaitu ketahanan pangan dan swasembada pangan. Dalam
pelaksanaan menjadikan Taput sebagai lumbung pangan menuju ketahanan pangan dan
swasembada pangan nanti, menurut yang dikatakan pimpinan TNI AD, akan mendukung
dengan mengawal proses penyaluran bibit, penanam bibit, sampai dengan masa panen
nanti. Dan juga TNI AD akan memberikan pencerahan kepada masyarakat agar
ketahanan pangan dan swasembada pangan dapat tercapai.
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pendapatan dari beberapa
komoditas bahan pangan di Tapanuli utara. Grafik menunjukkan pendapatan yang
berfluktuatif dari semua komoditas. Adapun komoditas yang menyumbang pendapatan
tertinggi adalah komoditas Padi Sawah. Komoditas ini meskipun pada tahun 2010
mengalami penurunan namun dalam dua tahun terakhir memperlihatkan kenaikan.
Hingga pada tahun 2013 pendapatan dari komoditas ini sebesar Rp
592,434,767,400.-. Kemudian di ikuti komoditas jagung, pada tahun 2009
pendapatan dari komoditas ini sebesar Rp36,541,400,000.- yang kemudian pada
tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp 83,748,000,00.- kemudian hingga pada
tahun 2013 komoditas ini mengalami penerunan masing masingRp 69,830,706,000,-
tahun 2011, Rp 59,331,952,000 tahun 2012 dan Rp 57,595,671,000 tahun 2013.
Penyumbang ketiga pendapatan terbesar dari komoditi tanaman bahan
makanan adalah jeruk, jeruk menjadi penyumbang pendapatan terbesar ketiga
karena harga komoditi ini yang selalu berfluktuatif dan produksinya yang
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi
jeruk sebesar Rp 36,992,880,000,- hingga pada tahun 2013 pendapatan dari
komoditi jeruk sebesar Rp 50,102,400,-. Setelah jeruk, komoditi yang memberikan
kontribusi terbesar ke empat adalah kacang tanah, kacang tanah pada tahun 2009
berkontribusi terhadap PDRB dari sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp
40,306,200,000. Pada tahun 2010 kondisi ini mengalami penurunan menjadi Rp
27,901,650,000,-, kemudian tahun 2011 naik kembali menjadi Rp 32,342,940,000
dan hingga pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi Rp 26,966,925,000,-.
Adapun komoditas yang
menyumbang terkecil adalah alvokat dan mentimun. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi Alvokat sebesar Rp
1,788,625,000.- kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi Rp
2,750,691,000.- namun pada tahun 2012 menurun kembali menjadi Rp
2,607,675,000.- kemudian pada tahun 2013 kembali naik menjadi Rp
3,018,200,000.-. Adapun komoditi mentimun pada tahun 2009 memberikan kontribusi
sebesar Rp 3,022,698,000.- namun dari tahun 2011 pendapatan dari komoditi ini
cenderung menurun, hingga pada tahun 2013 komoditi ini berkontribusi sebesarRp
2,243,045,000,-.
Beragam
inovasi pun dilakukan agar petani mampu bekerja dan memperoleh hasil yang
maksimal, baik dari segi kuantitas, kualitas produksi, dan jaminan harga. Untuk
mewujudkan program tersebut, Nikson menciptakan inovasi baru dan pertama di
Indonesia. Program tersebut yakni pemberian modal pupuk kepada petani. Menariknya
petani diperbolehkan membayar pupuk setelah panen. Bukan itu saja pemerintah
juga memberikan pendampingan yang baik terhadap petani agar hasil pertanian
sesuai target.
2.
Sub Sektor
Perkebunan
Pengembangan usaha perkebunan di
Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai potensi yang baik ditinjau dari segi lahan
yang tersedia serta iklim yang sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan.
Usaha perkebunan didaerah ini pada umumnya adalah usaha perkebunan rakyat belum
terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan. namun demikian
dimasa yang akan datang diharapkan usaha perkebunan rakyat semakin berkembang.
Hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya luas areal tanaman yang diusahakan
dan meningkatnya hasil produksi komoditi perkebunan.
Adapun hasil
perkebunan di daerah taput adalah kopi, kemenyan dan perkebunan lainnya. Dengan
berbagai potensi yang mereka punya dan letak daerah yang juga strategis
seharusnya sektor ekonomi pertanian yang dimiliki kabupaten tapanuli utara
dapat lebih ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi kabupaten Tapanuli Utara
dapat meningkat.
3.
Sub Sektor
Perikanan
Sesuai kondisi alamnya, wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan wilayah yang kaya sumber daya air, akan
tetapi pada saat ini pemanfaatannya untuk kegiatan usaha perikanan belum
optimal karena selain terbatasnya keahlian petani ikan juga disebabkan
keterbatasan modal usah ayang dimiliki oleh petani maupun pemerintah. Potensi
perikanan didaerah ini adalah potensi perikanan eir tawar meliputi : kolam,
perairan umum dan perikanan didanau toba.
Dinas
Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) saat ini
mengembangkan sektor peternakan ikan air tawar. Pengembangan sektor peternakan
ikan air tawar ini dilakukan, karena Taput masih kekurangan ikan untuk kebutuhan
sehari-hari. “Kita masih kekurangan ikan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti
ikan mas, lele, dan nila sampai saat ini masih banyak ikan dari luar masuk ke
Taput,” ujar Kabid Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Taput, Sahat
Silalahi kepada Analisa, Kamis (29/10).
Dia mengatakan, dengan ada
pengembangan sektor perikanan air tawar ini, diharapkan selain untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, nantinya bisa juga meningkatkan ekonomi
masyarakat.“Artinya, dengan ada pengembangan ini, paling tidak kebutuhan kita
nantinya juga bisa tertutupi, tidak lagi ikan dari luar yang masuk ke Taput,”
katanya.
Menurutnya, pengembangan perikanan
ini dengan melibatkan masyarakat petani. Dinas Perikanan dan Peternakan akan
merangsang masyarakat petani dengan memberikan bantuan benih bibit unggul
seperti ikan mas, nila, lele, dan ikan patin agar masyarakat termotivasi
beternak ikan.“Selain menyediakan benih, kita juga akan membantu petani dalam
hal mencetak kolam perikanan, ada alat berat nanti yang bisa kita turunkan
membantu petani untuk membuka kolam baru,” katanya. Dia menambahkan, daerah
Taput diyakini sangat berpotensi untuk pengembangan sektor perikanan tawar
dilihat dari sisi lahan dan pengairan.
4. Sub Sektor Peternakan
Usaha peternakan di Kabupaten
tapanuli Utara pada umumnya adalah usaha peternakan rakyat atau usaha rumah
tangga. Dalam mendukung pengembanganusaha peternakan di daerah ini terdapat
potensi lahan padang penggembalaan yang tersebar di seluruh kecamatan dengan
luas 10.290 ha. Dari luas tersebut, kecamatan yang mempunyai luas dominan
adalah kecamatan Sipahutar, Siborongborong, dan Garoga. Jenis ternak yang
dikembangkan di Tapanuli Utara adalah kerbau, babi, ayam buras, dan itik.
5.
Sub Sektor
Kehutanan
Disektor Kehutanan Kabupaten
tapanuli Utara dan sekitarnya juga sangat potensial dalam menghasilkan kayu.
Hutan menurut fungsinya didaerah ini dibagi menjadi hutan produksi, hutan
lindung dan hutan konservasi. Produksi hasil hutan di Kabupaten Tapanli Utara
berupa : log rimba, kayu gergajian dan kayu pinus. Selain kayu , kawasan hutan
di daerah ini juga memilki potensi hasil hutan yag cukup besar berupa: getah
tusam, rotan, damar, semambu, arang dan madu. Kabupaten Tapanuli Utara
merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang menghasilkan
kemenyan dengan kualitas yang baik.
Keberadaan
komoditi kemenyan sebagai potensi sektor pertanian di kabupaten Tapanuli Utara
yang telah dicantumkan oleh pemerintah kabupaten Tapanuli Utara sebagai Kawasan
Hutan Produksi Terbatas Terdapat di Kecamatan Parmonangan, Adiankoting,
Pangaribuan, Garoga dan Sipahutar cukup meyakinkan dan memiliki keunggulan
komparatif bagi wilayah ini, dimana sebelumnya Kemenyan Toba banyak diproduksi
oleh masyarakat karena harga jualnya di pasar lokal lebih tinggi
Potensi kemenyan di Tapanuli Utara
pada awal hingga akhir abad ke 20 mengalami peningkatan, akan tetapi pada awal
abad ke 21 ini mengalami penurunan. Pada awal abad 20-an yaitu sekitar tahun
1910, produksi kemenyan Tapanuli Utara sekitar 1.200 ton, kemudian naik menjadi
sekitar 2.300 ton pada tahun 1930 dan pada tahun 1950 produksi meningkat
menjadi sekitar 3.400 ton.
Potensi kemenyan cukup besar yang
tersebar di beberapa kecamatan di Tapanuli Utara dan telah sekian lama dikenal
masyarakat secara luas. Pemanfaatan kemenyan oleh masyarakat telah menjadi
sumber pendapatan mereka terutama petani kemenyan yang tinggal di sekitar
kawasan hutan.
Kemenyan hanya dihasilkan dari provinsi Tapanuli Utara dan sampai saat ini
belum ada daerah lain di Indonesia yang menghasilkan komoditi serupa.
Pengelolaan kemenyan di Tapanuli Utara sebagai sentra produksi nasional relatif
belum dilakukan secara optimal dan cenderung mengalami penurunan potensi dan
nilai ekonomis pada dasawarsa terakhir ini.
Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa sub sektor tanaman bahan
makanan merupakan penyumbang terbesar dari sektor pertanian. Dari semua
subsektor pertanian sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang
kontribusi terbesar pembentukan PDRB kabupaten Tapanuli Utara, namun besaran
kontribusi ini dari tahun ke tahun cenderung menurun. Kontribusi sub sektor
bahan makanan pada tahun 2009 sebesar 29,96 persen dan tahun 2010 sebesar 29,74
persen kemudian pada tahun 2011 menjadi 29,22 persen dan tahun 2012 sebesar
29,03 persen. Adapun yang termasuk dalam sub sektor ini adalah padi sawah,
jagung, kacang – kacangan, sayur sayuran, dan buah buahan. Komoditas Padi sawah
merupakan penyumbang terbesar dari semua komoditas tanaman bahan makanan,
apabila terjadi pengurangan produksi atau penurunan harga padi sawah maka akan
sangat berpengaruh terhadap sektor ini.
Penyumbang terbesar kedua adalah sektor perkebunan. Sub sektor ini
banyak menyerap tenaga kerja serta penyedia bahan baku industri. Pemerintah
kabupaten Tapanuli Utara sangat aktip dalam pengembangan sektor ini. Hal ini
dibuktikan dengan pembagian bibit tanaman perkebunan pada petani. Dengan adanya
pembagian bibit ini diharapkan produksi sektor perkebunan akan mengalami
peningkatan. Hingga pada tahun 2012 sub sektor perkebunan dalam pembentukan
PDRB sektor pertanian menyumbang sebesar 18,54 persen.
Pada sub sektor
peternakan dan hasil hasilnya peranannya mengalami penurunan dari 3,52 persen
tahun 2009 menjadi 3,47 persen pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011
kembali mengalami penurunan 3,47 persen dan pada tahun 2012 sebesar 3,14
persen. Sektor kehutanan mengalami fluktuatif distribusi selama periode 2009 –
2012. Pada tahun 2009 sebesar 0,94 persen dan pada tahun 2010 mengalami
kenaikan menjadi 0,97 persen. Pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 0,88
persen hingga pada tahun 2012 sebesar 0,79 persen.Untuk sub sektor perikanan
cenderung memiliki peranan yang stabil setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar
0,67 persen pada tahun 2010 tetap sebesar 0,67 persen. Kemudian pada tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen menjadi 0,69 persen dan pada tahun 2012
sebesar 0,70 persen.
Bab III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Di daerah Kabupaten
Tapanuli Utara ini dalam sub sektor pangan komoditas yang menyumbang pendapatan
tertinggi adalah komoditas Padi Sawah dan komoditas
yang menyumbang terkecil adalah alvokat dan mentimun. Kabupaten Tapanuli Utara
terkenal dalam sub sektor kehutanannya yaitu dalam produksi Kemenyan. Kabupaten
Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang
menghasilkan kemenyan dengan kualitas yang baik.
Kemenyan
Toba banyak diproduksi oleh masyarakat karena harga jualnya di pasar
lokal lebih tinggi sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan ekonomi di
daerah tersebut.
B.
Saran
Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dalam sektor pertanian di daerah Kabupaten Tapanuli Utara sebaiknya pihak pemerintah memberikan
perhatian lebih pada sektor pertanian terutama pada sub sektor yang memiliki
kualitas unggul yang dapat berproduksi tinggi dan dapat bersaing di pasaran
guna untuk meninngkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut dalam bidang sektor pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar