Selasa, 19 Juni 2018

perekonomian TAPUT



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup handal di kawasan Sumatera, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. Letak geografis dan astronomis kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Disamping sudah beroperasinya Bandar Udara Silangit. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi ditambah kebun-kebun kopi yang cukup menjanjikan.
Sektor pertanian dianggap memiliki peranan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Sektor pertanian berperan besar bagi sektor industri karena menjadi pemasok bahan baku. Untuk  komoditi yang unggulan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara  dipergunakan  analisis  location quotient dan  untuk menganalisis kontribusi komoditi  unggulan dan sentra produksi dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli  Utara menggunakan analisis deskripitif, yaitu dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan Perencanaan Strategis.
Daerah Tapanuli Utara pada umumnya di tumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan tropis, terutama hal itu terlihat pada hutan-hutan lebat yang terbentang di pegunungan. Persebaran penduduk tidak merata di setiap wilayah/ Kecamatan, hal ini disebabkan faktor geografis dan kesuburan tanah yang berbeda serta tersedianya fasilitas sarana dan prasarana, lapangan kerja dan lain-lain.
Lapangan kerja yang terbatas di bidang pertanian yang berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak dari sumber daya alam dan faktor produksi lainnya. Artinya keterbatasan modal, pengetahuan, teknologi serta ketersedian lahan mengakibatkan kebanyakan tenaga petani menjadi setengah menganggur. Dengan kondisi seperti ini salah satu langkah yang dapat ditempuh masyarakat adalah dengan mengembangkan industri kecil. Industri kecil yang dimaksud yaitu industri kecil yang mengolah hasil-hasil pertanian
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar (3,16 persen), landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen).
Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1º20′ – 2º41′ Lintang Utara dan 98º05“99º16™ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu,
  • disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
  • di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;
  • disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan; dan
  • disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi. Sebagian perairan Danau Toba yang dimiliki dan sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama, khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan wisata rohani Salib Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan nasional.
 Sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka tulang punggung perekonomian masyarakat di pedesaan didominasi oleh sektor pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat. Sektor pertanian (pertanian pangan, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan), menyusul sektor pemerintahan dan perdagangan. Peranan sektor industri, perdagangan dan pariwisata sudah semakin nyata namun belum dapat menyamai andil sektor pertanian. Kegiatan ekonomi daerah sangat tergantung kepada usaha di bidang pertanian terutama pertanian tanaman pangan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada paper ini adalah:
1.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Tapanuli Utara?
C. Tujuan Pembuatan Paper
Adapun tujuan pembuatan paper ini adalah:
1.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Tapanuli Utara
















Bab II
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN  EKONOMI SEKTOR PRTANIAN DI DAERAH TAPANULI UTARA

Sektor pertanian dianggap memiliki peranan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Sektor pertanian berperan besar bagi sektor industri karena menjadi pemasok bahan baku. Untuk  komoditi yang unggulan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara  dipergunakan  analisis  location quotient dan  untuk menganalisis kontribusi komoditi  unggulan dan sentra produksi dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli  Utara menggunakan analisis deskripitif, yaitu dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan Perencanaan Strategis.
Komoditi unggulan Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sektor Pertanian, Perkebunan dan Jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Sub sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa Kopi, karet, tebu, kakao, kelapa sawit, Kelapa, aren, kayu manis, kemiri, pinang, vanili dan cengkeh. sektor jasa komoditi unggulannya adalah wisata alam dan wisata budaya
Berdasarkan analisa LQ didapat bahwa komoditi unggulan sektor tanaman bahan pangan adalah komoditi padi sawah, padi ladang dan kacang tanah. Sedangkan komoditi unggulan sektor tanaman sayur-sayuran adalah komoditi sawi.Sektor tanaman buah- buahan adalah komoditi alpukat, nenas dan durian. Komoditi unggulan sektor tanaman perkebunan adalah komoditi kemenyan dan kopi. Komoditi unggulan  sektor peternakan adalah ternak kerbau dan babi. Komoditi unggulan sektor perikanan adalah kolam sawah.
Berdasarkan uji rata-rata hasil nilai LQ, sentra produksi komoditi unggulan  padi sawah adalah Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban, dan Muara. Tanaman kacang tanah adalah Kecamatan  Parmonangan, Adian Koting, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Siborongborong dan Pagaran. Tanaman sawi yang menjadi daerah basis adalah Kecamatan Parmonangan, Sipoholon, Pahae Julu, Siborong-borong dan Pagaran. Tanaman durian adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting, Tarutung, Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban dan Kecamatan Garoga. Tanaman nenas adalah Kecamatan Pangaribuan, dan Kecamatan Sipahutar. Kemenyan adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting, Tarutung, Pahae Julu, Pangaribuan dan Kecamatan Sipahutar. Tanaman kopi adalah Kecamatan Parmonangan, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Pangaribuan, Sipahutar, Siborongborong, Pagaran dan Kecamatan Muara. Ternak kerbau yang menjadi daerah basis adalah Kecamatan Adian Koting, Sipoholon,  Tarutung, Siatas Barita, Pahae Jae, Purbatua, Pangaribuan, Siborongborong, Pagaran, dan Muara. Sedangkan perikanan sawah adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting, Pahae Julu, Pangaribuan, Garoga, Sipahutar, Siborong-borong dan Pagaran.Untuk mendukung pengembangan komoditi unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara, berbagai perencanaan strategis dilakukan, yakni,: Membagi wilayah Kabupaten Tapanuli Utara menjadi beberapa sentra produksi berdasarkan komoditi unggulan yang disesuaikan dengan potensi daerah dan kawasan yang sesuai dengan komoditi unggulan tersebut, Peningkatan produktivitas, Peningkatan mutu, Pengembangan pemasaran hasil-hasil pertanian, Program Agropolitan dikolaborasikan dengan program pemberdayaan sektor pertanian .
            Adapun sub sektor pertanian di Tapanuli Utara adalah:
1.      Sub Sektor Pangan
Pertanian Tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Tapanuli Utara cukup menjanjikan dimasa mendatang dengan potensi lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangannya seluas 66.683 ha. Sektor tanaman pangan mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Sesuai data yang dihimpun MedanBisnis, tanaman padi memiliki luas panen terbesar seluas 28.846 ha. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabai memiliki luas panen 442 ha.
Visi misi Kabupaten Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan dibawah kepemimpinan Bupati Taput Nikson Nababan kini tidak sendirian. Tentara Nasional Indonesia melalui pimpinan TNI Angkatan Darat Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, kini mendukung program yang sama yaitu ketahanan pangan dan swasembada pangan. Dalam pelaksanaan menjadikan Taput sebagai lumbung pangan menuju ketahanan pangan dan swasembada pangan nanti, menurut yang dikatakan pimpinan TNI AD, akan mendukung dengan mengawal proses penyaluran bibit, penanam bibit, sampai dengan masa panen nanti. Dan juga TNI AD akan memberikan pencerahan kepada masyarakat agar ketahanan pangan dan swasembada pangan dapat tercapai.


Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pendapatan dari beberapa komoditas bahan pangan di Tapanuli utara. Grafik menunjukkan pendapatan yang berfluktuatif dari semua komoditas. Adapun komoditas yang menyumbang pendapatan tertinggi adalah komoditas Padi Sawah. Komoditas ini meskipun pada tahun 2010 mengalami penurunan namun dalam dua tahun terakhir memperlihatkan kenaikan. Hingga pada tahun 2013 pendapatan dari komoditas ini sebesar Rp 592,434,767,400.-. Kemudian di ikuti komoditas jagung, pada tahun 2009 pendapatan dari komoditas ini sebesar Rp36,541,400,000.- yang kemudian pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp 83,748,000,00.- kemudian hingga pada tahun 2013 komoditas ini mengalami penerunan masing masingRp 69,830,706,000,- tahun 2011, Rp 59,331,952,000 tahun 2012 dan Rp 57,595,671,000 tahun 2013.
Penyumbang ketiga pendapatan terbesar dari komoditi tanaman bahan makanan adalah jeruk, jeruk menjadi penyumbang pendapatan terbesar ketiga karena harga komoditi ini yang selalu berfluktuatif dan produksinya yang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi jeruk sebesar Rp 36,992,880,000,- hingga pada tahun 2013 pendapatan dari komoditi jeruk sebesar Rp 50,102,400,-. Setelah jeruk, komoditi yang memberikan kontribusi terbesar ke empat adalah kacang tanah, kacang tanah pada tahun 2009 berkontribusi terhadap PDRB dari sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp 40,306,200,000. Pada tahun 2010 kondisi ini mengalami penurunan menjadi Rp 27,901,650,000,-, kemudian tahun 2011 naik kembali menjadi Rp 32,342,940,000 dan hingga pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi Rp 26,966,925,000,-.
Adapun komoditas yang menyumbang terkecil adalah alvokat dan mentimun. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi Alvokat sebesar Rp 1,788,625,000.- kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi Rp 2,750,691,000.- namun pada tahun 2012 menurun kembali menjadi Rp 2,607,675,000.- kemudian pada tahun 2013 kembali naik menjadi Rp 3,018,200,000.-. Adapun komoditi mentimun pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar Rp 3,022,698,000.- namun dari tahun 2011 pendapatan dari komoditi ini cenderung menurun, hingga pada tahun 2013 komoditi ini berkontribusi sebesarRp 2,243,045,000,-.
            Beragam inovasi pun dilakukan agar petani mampu bekerja dan memperoleh hasil yang maksimal, baik dari segi kuantitas, kualitas produksi, dan jaminan harga. Untuk mewujudkan program tersebut, Nikson menciptakan inovasi baru dan pertama di Indonesia. Program tersebut yakni pemberian modal pupuk kepada petani. Menariknya petani diperbolehkan membayar pupuk setelah panen. Bukan itu saja pemerintah juga memberikan pendampingan yang baik terhadap petani agar hasil pertanian sesuai target.
2.      Sub Sektor Perkebunan
Pengembangan usaha perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai potensi yang baik ditinjau dari segi lahan yang tersedia serta iklim yang sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan. Usaha perkebunan didaerah ini pada umumnya adalah usaha perkebunan rakyat belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan. namun demikian dimasa yang akan datang diharapkan usaha perkebunan rakyat semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya luas areal tanaman yang diusahakan dan meningkatnya hasil produksi komoditi perkebunan.
Adapun hasil perkebunan di daerah taput adalah kopi, kemenyan dan perkebunan lainnya. Dengan berbagai potensi yang mereka punya dan letak daerah yang juga strategis seharusnya sektor ekonomi pertanian yang dimiliki kabupaten tapanuli utara dapat lebih ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi kabupaten Tapanuli Utara dapat meningkat.
3.      Sub Sektor Perikanan
Sesuai kondisi alamnya, wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan wilayah yang kaya sumber daya air, akan tetapi pada saat ini pemanfaatannya untuk kegiatan usaha perikanan belum optimal karena selain terbatasnya keahlian petani ikan juga disebabkan keterbatasan modal usah ayang dimiliki oleh petani maupun pemerintah. Potensi perikanan didaerah ini adalah potensi perikanan eir tawar meliputi : kolam, perairan umum dan perikanan didanau toba.
            Dinas Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) saat ini mengembangkan sektor peternakan ikan air tawar. Pengembangan sektor peternakan ikan air tawar ini dilakukan, karena Taput masih kekurangan ikan untuk kebutuhan sehari-hari. “Kita masih kekurangan ikan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti ikan mas, lele, dan nila sampai saat ini masih banyak ikan dari luar masuk ke Taput,” ujar Kabid Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Taput, Sahat Silalahi kepada Analisa, Kamis (29/10).
Dia mengatakan, dengan ada pengembangan sektor perikanan air tawar ini, diharapkan selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nantinya bisa juga meningkatkan ekonomi masyarakat.“Artinya, dengan ada pengembangan ini, paling tidak kebutuhan kita nantinya juga bisa tertutupi, tidak lagi ikan dari luar yang masuk ke Taput,” katanya.
Menurutnya, pengembangan perikanan ini dengan melibatkan masyarakat petani. Dinas Perikanan dan Peternakan akan merangsang masyarakat petani dengan memberikan bantuan benih bibit unggul seperti ikan mas, nila, lele, dan ikan patin agar masyarakat termotivasi beternak ikan.“Selain menyediakan benih, kita juga akan membantu petani dalam hal mencetak kolam perikanan, ada alat berat nanti yang bisa kita turunkan membantu petani untuk membuka kolam baru,” katanya. Dia menambahkan, daerah Taput diyakini sangat berpotensi untuk pengembangan sektor perikanan tawar dilihat dari sisi lahan dan pengairan.
4.      Sub Sektor Peternakan
Usaha peternakan di Kabupaten tapanuli Utara pada umumnya adalah usaha peternakan rakyat atau usaha rumah tangga. Dalam mendukung pengembanganusaha peternakan di daerah ini terdapat potensi lahan padang penggembalaan yang tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 10.290 ha. Dari luas tersebut, kecamatan yang mempunyai luas dominan adalah kecamatan Sipahutar, Siborongborong, dan Garoga. Jenis ternak yang dikembangkan di Tapanuli Utara adalah kerbau, babi, ayam buras, dan itik.
5.      Sub Sektor Kehutanan
Disektor Kehutanan Kabupaten tapanuli Utara dan sekitarnya juga sangat potensial dalam menghasilkan kayu. Hutan menurut fungsinya didaerah ini dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi. Produksi hasil hutan di Kabupaten Tapanli Utara berupa : log rimba, kayu gergajian dan kayu pinus. Selain kayu , kawasan hutan di daerah ini juga memilki potensi hasil hutan yag cukup besar berupa: getah tusam, rotan, damar, semambu, arang dan madu. Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang menghasilkan kemenyan dengan kualitas yang baik.
            Keberadaan komoditi kemenyan sebagai potensi sektor pertanian di kabupaten Tapanuli Utara yang telah dicantumkan oleh pemerintah kabupaten Tapanuli Utara sebagai Kawasan Hutan Produksi Terbatas  Terdapat di Kecamatan Parmonangan, Adiankoting, Pangaribuan, Garoga dan Sipahutar cukup meyakinkan dan memiliki keunggulan komparatif bagi wilayah ini, dimana sebelumnya Kemenyan Toba banyak diproduksi oleh masyarakat karena harga  jualnya di pasar lokal lebih tinggi 
Potensi kemenyan di Tapanuli Utara pada awal hingga akhir abad ke 20 mengalami peningkatan, akan tetapi pada awal abad ke 21 ini mengalami penurunan. Pada awal abad 20-an yaitu sekitar tahun 1910, produksi kemenyan Tapanuli Utara sekitar 1.200 ton, kemudian naik menjadi sekitar 2.300 ton pada tahun 1930 dan pada tahun 1950 produksi meningkat menjadi sekitar 3.400 ton.
Potensi kemenyan cukup besar yang tersebar di beberapa kecamatan di Tapanuli Utara dan telah sekian lama dikenal masyarakat secara luas. Pemanfaatan kemenyan oleh masyarakat telah menjadi sumber pendapatan mereka terutama petani kemenyan yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
            Kemenyan hanya dihasilkan dari provinsi Tapanuli Utara dan sampai saat ini belum ada daerah lain di Indonesia yang menghasilkan komoditi serupa. Pengelolaan kemenyan di Tapanuli Utara sebagai sentra produksi nasional relatif belum dilakukan secara optimal dan cenderung mengalami penurunan potensi dan nilai ekonomis pada dasawarsa terakhir ini.
 
Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang terbesar dari sektor pertanian. Dari semua subsektor pertanian sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang kontribusi terbesar pembentukan PDRB kabupaten Tapanuli Utara, namun besaran kontribusi ini dari tahun ke tahun cenderung menurun. Kontribusi sub sektor bahan makanan pada tahun 2009 sebesar 29,96 persen dan tahun 2010 sebesar 29,74 persen kemudian pada tahun 2011 menjadi 29,22 persen dan tahun 2012 sebesar 29,03 persen. Adapun yang termasuk dalam sub sektor ini adalah padi sawah, jagung, kacang – kacangan, sayur sayuran, dan buah buahan. Komoditas Padi sawah merupakan penyumbang terbesar dari semua komoditas tanaman bahan makanan, apabila terjadi pengurangan produksi atau penurunan harga padi sawah maka akan sangat berpengaruh terhadap sektor ini.
Penyumbang terbesar kedua adalah sektor perkebunan. Sub sektor ini banyak menyerap tenaga kerja serta penyedia bahan baku industri. Pemerintah kabupaten Tapanuli Utara sangat aktip dalam pengembangan sektor ini. Hal ini dibuktikan dengan pembagian bibit tanaman perkebunan pada petani. Dengan adanya pembagian bibit ini diharapkan produksi sektor perkebunan akan mengalami peningkatan. Hingga pada tahun 2012 sub sektor perkebunan dalam pembentukan PDRB sektor pertanian menyumbang sebesar 18,54 persen.
Pada sub sektor peternakan dan hasil hasilnya peranannya mengalami penurunan dari 3,52 persen tahun 2009 menjadi 3,47 persen pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan 3,47 persen dan pada tahun 2012 sebesar 3,14 persen. Sektor kehutanan mengalami fluktuatif distribusi selama periode 2009 – 2012. Pada tahun 2009 sebesar 0,94 persen dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 0,97 persen. Pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 0,88 persen hingga pada tahun 2012 sebesar 0,79 persen.Untuk sub sektor perikanan cenderung memiliki peranan yang stabil setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar 0,67 persen pada tahun 2010 tetap sebesar 0,67 persen. Kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen menjadi 0,69 persen dan pada tahun 2012 sebesar 0,70 persen.


















Bab III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Di daerah Kabupaten Tapanuli Utara ini dalam sub sektor pangan komoditas yang menyumbang pendapatan tertinggi adalah komoditas Padi Sawah dan komoditas yang menyumbang terkecil adalah alvokat dan mentimun. Kabupaten Tapanuli Utara terkenal dalam sub sektor kehutanannya yaitu dalam produksi Kemenyan. Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang menghasilkan kemenyan dengan kualitas yang baik. Kemenyan Toba banyak diproduksi oleh masyarakat karena harga  jualnya di pasar lokal lebih tinggi  sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
B.     Saran
Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam sektor pertanian di daerah Kabupaten Tapanuli  Utara sebaiknya pihak pemerintah memberikan perhatian lebih pada sektor pertanian terutama pada sub sektor yang memiliki kualitas unggul yang dapat berproduksi tinggi dan dapat bersaing di pasaran guna untuk meninngkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dalam bidang sektor pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar