Senin, 18 Juni 2018

ESSAY HIMAGROTEK

MENYIKAPI PERTANIAN INDONESIA

SUB TEMA                :  TEKHNOLOGI PERTANIAN
                                                                                                                                     
 
Lomba Essay Mahasiswa Himagrotek Fakultas Pertanian  Universitas Sumatera Utara 2017

Diusulkan oleh:

JANUARTI TAMBA/160304100/2016
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Pertanian
2017




MENYIKAPI PERTANIAN INDONESIA
Tentu setiap orang berbeda dalam mengartikan kemajuan pertanian. Namun saya sendiri mengatakan bahwa kemajuan pertanian merupakan  perubahan yang mengarah kepada peningkatan hasil produksi pertanian yang disertai dengan peningkatan taraf hidup masyarakat yang ikut serta dalam pertanian tersebut. Salah satu tanda kemajuan sektor pertanian adalah penggunaan tekhnologi modern. Tekhnologi menyangkut bagaimana sumber :tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk melaksanakan tujuan produksi.
Ada beberapa hal yang banyak saya jumpai di kalangan masyarakat tentang masalah yang menyangkut tentang kemajuan pertanian. Salah satunya adalah di daerah saya yaitu daerah sipahutar yang salah satu produksi pertanian daerah tersebut adalah nenas. Produksi nenas di daerah tersebut sangat melambung tinggi. Hal ini dikarenakan kegigihan masyarakat daerah sipahutar dalam melakukan budidaya tanaman nenas yang baik,dengan tekad untuk memperjuangkan anak-anaknya mencapai pendidikan yang tinggi, agar kelak tidak lagi memegang cangkul seperti yang sekarang mereka alami. Mereka banyak yang hanya mengandalkan tenaga dan tekad yang kuat. Padahal harga dari nenas hanya berkisar Rp 1000,- hingga Rp 2000,- per buah. Sungguh menyedihkan jika dibandingkan dengan harga buah-buah impor yang biasa dijual di swalayan. Padahal, saya telah melakukan penelitian, bahwa buah nenas merupakan buah yang memiliki 1000 khasiat yang tidak dimiliki buah lainnya. Dalam dunia kedokteran, buah nenas dikenal dengan istilah RAJA DIRAJA SEGALA JENIS OBAT.  Sangat banyak manfaat nenas yang saya teliti, antara lain: mengobati asam urat, mencegah kanker, mengobati penyakit kulit, mengobati penyakit perut terutama bagian lambung, mencegah ketombe dan rambut rontok, melangsingkan tubuh, menurunkan kolesterol dan masih banyak manfaat lainnya. Jika dibandingkan dengan buah impor yang mempunyai kandungan zat lilin, yang terbukti dapat menyebabkan kanker, dengan harga yang sangat mahal dan manfaat yang sedikit, anda memilih mana?

Namun disinilah yang menjadi kesedihan saya, bahwa hasil produksi dari Negara kita sendiri terbukti mempunyai manfaat yang sangat tinggi, tetapi harganya sangat rendah. Hal ini tidak sebanding dengan perjuangan para petani yang mengandalkan tenaga,uang, dan tekad yang bulat. Tidakkah perasaan anda miris? Mereka tidak mengenal tekhnologi modern. Mereka tidak dipedulikan pemerintah.mereka hanya tahu bahwa kerja keras pasti akan membuahkan hasil. Meskipun mereka tidak tahu bahwa yang mereka lakukan tidak sebanding dengan yang mereka dapatkan.   
Dari hasil penelitian yang saya lakukan melalui wawancara dengan masyarakat daerah sipahutar, hingga saat ini tidak ada kepedulian pemerintah dalam hal kebijakan harga maupun kepedulian dalam melakukan sosialisasi dalam pengenalan tekhnologi. Padahal yang seharusnya bertanggung jawab dalam kesehjahteraan masyarakat adalah pemerintahnya sendiri. Tidakkah kesehjahteraan rakyat merupakan gambaran dari pemerintahannya? Jika rakyatnya sejahterah,itu merupakan gambaran dari pemerintahan yang baik. Namun jika pemerintah sejahterah, apakah itu merupakan gambaran dari rakyat yang baik? Atau bahkan rakyat yang diinjak-injak?
Padahal Negara Indonesia dikenal dengan Negara agraris. Negara yang sumber pendapatan terbesar berasal dari sektor pertanian. Seharusnya pemerintah lebih peduli dengan sumber pendapatan terbesar ini. Ibaratnya seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua dan dididik oleh guru, menurut anda setelah anak tersebut besar, kepada siapa dia lebih peduli? Apakah kepada orangtua yang telah memberikan asupan gizi, memberinya makan, kasih sayang, tempat tinggal atau apakah kepada guru yang memberikan pendidikan saja? Tentu anda sudah tahu jawabannya.  Kita seluruh masyarakat Indonesia makan dari pertanian, besar dari pertanian, punya pendapatan dari pertanian, apakah tidak ada  balas budi  berupa rasa peduli kita terhadap pertanian?
Masyarakat Indonesia ibarat cerita malin kundang. Ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkan, mereka tidak lagi mengenal ibu pertiwi. Bagaimana akan memajukan sektor pertanian jika rasa kepedulian itu tidak ada? Banyak sarjana muda yang melakukan pembuatan tekhnologi modern yang mendukung usaha pertanian di Indonesia. Tetapi apa? Mereka hanya beriming-iming mengaplikasikan tekhnologi yang mereka buat di luar negeri. Mereka berpikir di Indonesia tidak ada uang, mereka berpikir bahwa pemerintah Indonesia tidak akan pernah peduli, mereka berpikir bahwa pengorbanan yang mereka lakukan dalam membuat tekhnologi tersebut harus dihargai, dibayar, bahkan harus dikenal dunia. Apakah jika mereka mengaplikasikan tekhnologi tersebut di Indonesia, mereka akan mendapatkan seperti yang mereka inginkan?
Kembali menjadi pertanyaan, bagaimana sektor pertanian Indonesia akan maju? Para sarjana yang punya potensi beralih ke luar negeri. Pemerintah tidak peduli dengan sektor pertanian. Sosialisasi pengenalan tekhnologi tidak ada pada masyarakat. Mungkin anda juga akan bingung dalam menjawabnya.
Saya akan menjawab bahwa kemajuan pertanian harus disertai dengan “ pengorbanan”.  Sebagai generasi muda, janganlah kita jenuh dan menyerah untuk melakukan penelitian yang mendukung sektor pertanian kita. Ketika kita mempunyai hasil dari penelitian kita, mari kita sosialisasikan kepada masyarakat. Ketika kita dapat membuat tekhnologi modern yang  mendukung kemajuan pertanian, mari kita aplikasikan pada pertanian di Indonesia. Ketika kita diabaikan pemerintah, mari kita aspirasikan suara kita melalui demonstrasi. Jangan kita takut rugi, takut tidak dihargai,takut diabaikan. Bangkitlah para generasi muda, untuk membuat sinar terang  pada pertanian Indonesia, terkhusus para petani. HIDUP MAHASISWA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar