Kamis, 28 Februari 2019

MANAJEMEN AGRIBISNIS - MANAJEMEN RESIKO DAN PEMASARAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agribisnis tidak terlepas dari faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Risiko merupakan kejadaian yang telah diketahui probabilitasnya, misalnya kematian pada budidaya tanaman obat-obatan sekitar 4%, kematian pada pengangkutan buah ke pasar sekitar 2%, penyusutan pada pengangkutan ternak potong ke luar daerah mencapai 10-20% dan sebagainya. Probabilitas kejadian pada ketidakpastian tidak diketahui sebelumnya, seperti wabah penyakit dalam bencana alam. Ada lima macam risiko yang dihadapi oleh manajer agribisnis, meliputi risiko produksi (production risk), risiko pemasaran (marketing risk), risiko keuangan (financial risk ), risiko hukum (legal risk), dan risiko sumber daya manusia (human resources risk). Untuk menghadapi kelima risiko tersebut terdapat lima cara yang dapat ditempuh, yaitu dipertahankan (retain), digeser (shift), dikurangi (reduce), diasuransikan (insure), dan dihindari (avoid) (Sutawi, 1999).
Penentuan harga adalah proses memilih apa yang bakal diterima sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya. Faktor-faktor harga adalah kos pengilangan, tempat pasaran, persaingan, keadaan pasaran, dan kualiti produk. Penentuan harga juga merupakan pembolehubah utama dalam teori peruntukan. Penentuan harga adalah aspek dasar  dan adalah salah satu dari "empat P" Tiga aspek lain adalah barangan, promosi.
Aktivitas pada manajemen risiko meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan penanganan risiko. Identifikasi risiko merupakan aktivitas awal yang akan menghasilkan output daftar risiko. Dalam identifikasi risiko terdapat stakeholder yang meliputi pemegangan saham, kreditur, pemasok, karyawam, pemain industri yang sama, pemerintah, manajemen itu sendiri, masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan. Metode dalam identifikasi risiko meliputi analisis data historis, pengamatan dan survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak dalam manajemen risiko bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena kontak tertentu.
Pengukuran risiko dapat dilihat dengan besar kecilnya risiko yang akan berdampak bagi perusahaan dan dengan melakukan prioritas risiko dapat mempermudah serta dapat menghasilkan output berupa peta risiko. Terdapat 4 cara dalam penanganan risiko yaitu penghindaran risiko (risk avoidance), pengukuran risiko yang dapat dilakukan dengan metode pencegahan, diversifikasi atau lindung nilai alamiah (natural heging), pemindahan risiko (risk transfer) dan penahanan risiko (risk retention).
            Dalam makalah ini juga membahas tentang manajemen Pemasaran. Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.

1.2 Rumusan Masalah
·         Jelaskan tentang Manajemen Resiko pada Agribisnis
·         Jelaskan tentang Manajemen Pemasaran Pada Agribisnis
·         Jelaskan tentang keputusan Mengenai Harga
1.3 Tujuan  Penyusunan Makalah
·         Untuk menjelaskan tentang pembiayaan Agribisnis
·         Untuk menjelaskan Sumber-Sumber Modal Eksternal
·         Untuk menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bankir bijaksana 

BAB II
ISI
MANAJEMEN RESIKO PADA AGRIBISNIS
2.1 Pengertian
Menurut Smith : 1990, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
Agribisnis tidak terlepas dari faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Risiko merupakan kejadaian yang telah diketahui probabilitasnya, misalnya kematian pada budidaya tanaman obat-obatan sekitar 4%, kematian pada pengangkutan buah ke pasar sekitar 2%, penyusutan pada pengangkutan ternak potong ke luar daerah mencapai 10-20% dan sebagainya. Probabilitas kejadian pada ketidakpastian tidak diketahui sebelumnya, seperti wabah penyakit dalam bencana alam. Ada lima macam risiko yang dihadapi oleh manajer agribisnis, meliputi risiko produksi (production risk), risiko pemasaran (marketing risk), risiko keuangan (financial risk ), risiko hukum (legal risk), dan risiko sumber daya manusia (human resources risk). Untuk menghadapi kelima risiko tersebut terdapat lima cara yang dapat ditempuh, yaitu dipertahankan (retain), digeser (shift), dikurangi (reduce), diasuransikan (insure), dan dihindari (avoid) (Sutawi, 1999). Aktivitas pada manajemen risiko meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan penanganan risiko. Identifikasi risiko merupakan aktivitas awal yang akan menghasilkan output daftar risiko.
Dalam identifikasi risiko terdapat stakeholder yang meliputi pemegangan saham, kreditur, pemasok, karyawam, pemain industri yang sama, pemerintah, manajemen itu sendiri, masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan. Metode dalam identifikasi risiko meliputi analisis data historis, pengamatan dan survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak dalam manajemen risiko bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena kontak tertentu.
Pengukuran risiko dapat dilihat dengan besar kecilnya risiko yang akan berdampak bagi perusahaan dan dengan melakukan prioritas risiko dapat mempermudah serta dapat menghasilkan output berupa peta risiko. Terdapat 4 cara dalam penanganan risiko yaitu penghindaran risiko (risk avoidance), pengukuran risiko yang dapat dilakukan dengan metode pencegahan, diversifikasi atau lindung nilai alamiah (natural heging), pemindahan risiko (risk transfer) dan penahanan risiko (risk retention).

2.2 .    Macam- Macam Manajemen Risiko dalam Agribisnis
Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1.    Risiko berdasarkan sifatnya
a.    Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.
b.    Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untuk ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk risiko murni tidak dapat keuntungan.  Maka kita sebagai masyarakat, terlebuh pengusaha harus mempelajari manajemen resiko karenasasarandari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
2.    Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a.    Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
b.    Risiko yang tidak dapat dialihkan
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3.    Risiko berdasarkan asal timbulnya
a.    Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.  Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b.    Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.

2.3 Aplikasi Manajemen Risiko Di Industri
Sangat banyak pengaplikasian manajemen risiko di Industri, salah satunya yaitu pada industri galangan kapal PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Tujuan utama dari manajemen risiko ini adalah menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha bangunan baru pada industri galangan kapal dengan langkah mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menganalisis pengaruh tingkat risiko usaha terhadap cost yang harus ditanggung oleh industri galangan kapal untuk bangunan baru. Industri galangan kapal adalah industri yang padat modal dan tingkat pengembaliannya yang cukup lama (slow yielding),sehingga dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip kehati-hatian.
1.    Identifikasi Masalah
Identifikasi beberapa permasalahan manajemen risiko pada industri galangan kapal dan yang berpotensi merugikan perusahaan, antara lain:
v  Bagaimana implementasi manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru (PT. Dok dan Perkapalan Surabaya), kondisi ini dilihat pada keadaan sebelum penerapan manajemen risiko dan sesudah penerapan manajemen risiko.
v  Pengaruh manajemen risiko terhadap operasional perusahaan galangan kapal untuk bangunan baru (PT. Dok dan Perkapalan Surabaya).
v  Assessment value at risk manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru (PT. Dok dan Perkapalan Surabaya), bagaimana menilai risiko melalui penerapan manajemen risiko pada perusahaan, penerapan konsep Value at Risk untuk menilai risiko dan potensi losess yang akan ditimbulkan.
v  Model pengembangan manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal untuk bangunan baru.
2.    Inventaris Data Lapangan
Data lapangan dengan menggunakan sampel pada proses pembangunan kapal baru yang telah dibangun di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada lima tahun sebelumnya. Data-data tersebut meliputi: data pembangunan kapal, jumlah, macam-macam risiko yang dihadapi, bobot tiap risiko, frekuensi kejadian selama lima tahun sebelumnya. Proses pencarian data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan checklist, wawancara dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30 senior manager yang berkecimpung dalam proses bisnis bangunan baru.
3.    Assessment Value at Risk
Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.     Identifikasi hazard (list semua skenario kejadian yang relevan dengan faktor penyebab dan dampak yang potensial) pada proses pembangunan kapal baru, mulai tahap tender sampai kapal jadi (delivery).
b.    Penilaian risiko (evaluasi faktor-faktor risiko);
v  Fokus pada skenario yang penting, didasarkan pada identifikasi risiko pada tahap sebelumnya. Kemudian di masukan pada tool database manajemen sistim.
v  Ukur risiko pada setiap skenario, dengan metode statistik menggunakan asas perkalian, data hasil wawancara kemudian dimasukan dalam tool database manajemen sistim pada masing-masing kelompok risiko.
v  Analisa darimana risiko datang, fokus perhatian pada penyebab, menganalisis dari mana penyebab masing-masing risiko, siapa pemilik risiko, cari akar masalah dengan validasi wawancara lebih mendalam, dengan audit risiko.
v  Identifikasi faktor yang berhubungan yang mempengaruhi tingkatan risiko, bobot risiko danfrekeunsi sering tidaknya terjadi risiko dari hasil wawancara dengan menggunakan isian checklist menjadi tolok ukur nilai indeks risiko atau nilai risiko yang pada akhirnya akan menentukan tingkatan risiko.
Analisa Hasil
a.    Menyusun dan memverifikasi hasil penelitian lapangan kemudian dilakukan assessment value at risk, membandingkan hasil pengolahan data untuk menentukan nilai risiko, peringkat risiko, proses mitigasi dan pembiayaan, kemudian dilakukan dengan validasi dengan wawancara dan proses audit oleh pemilik risiko.
b.    Menghitung risiko, tingkat risiko dan pengaruhnya pada operasional usaha industri galangan kapal baru, membandingkan pembiayaan risiko terhadap operasional perusahaan secara keseluruhan (diambil studi kasus di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya).
c.    Menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal baru. Berdasarkan hasil pengolahan data dan validasi, kemudian disusun model yang cocok untuk pengembangan manajemen risiko di perusahaan industri galangan kapal (diambil studi kasus di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya).

MANAJEMEN PEMASARAN PADA AGRIBISNIS
2.4 Pengertian
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan  hidup usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan  pasar. Selain itu ada pula tiga  pendapat tentang pemasaran  (marketing) yaitu:
1.      Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang diajukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (William j.Stanton, 1978 )
2.      Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para  konsumen. ( The Amirican Marketing Association )
3.      Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.

2.5 Konsep Pemasaran
Adapun beberapa pengertian dari beberapa tokoh tentang konsep pemasaran.Menurut Swastha (1979:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.
Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa   konsep pemasaran adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Kotler,1997:17).
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya yaitu:
v  Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi.
v  Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga fokus utamanya adalah membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus untuk menyempurnakannya.
v  Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.oleh karena itu, perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
v  Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada persaingannya. Konsep ini didasarkan pada empat sendi utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, serta keuntungan.
v  Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisiensi dari pada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
2.6 Strategi  Pemasaran
Perencanaan sangat diperlukan  untuk mengikuti perkembangan dan menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa perencanaan sebuah organisasi mungkin akan melakukan cara-cara ekstrem untuk menghindari kerugian atau mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan dapat mencakup suatu  periode waktu yang panjang atau pendek. Perencanaan jangka panjang ( multi tahun : 3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun ) biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan atau staf perencanaan khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memiliki cakupan yang luas, seperti masalah perluasan pabrik, pasar, atau produk. Perencanaan  jangka  pendek  ( sampai dengan 1 tahun ) biasanya dilakukan oleh manajemen menengah atau bawah ( middle or bottom management ) masalah yang dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain kampanye periklanan untuk periode yang akan datang, pembelian pada musim yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari tenaga pemasaran.
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan, yaitu sebagai berikut :


v  Perencanaan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka panjang dan pengembangan strategi jangka panjang untuk mencai tujuan tersebut. Tujuan dan straregi jangka panjang ini kemudian menjadi suatu kerangka dasar untuk mengembangkan rencana yang tercakup didalamnya. Masalah utama yang ada dalam perencanaan perusahaan ini adalah masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan pengembangan ( research and development ),serta penentuan sasaran pasar dan program pemasarannya. Pertimbangan pemasaran ini cenderung mempengaruhi kebijakan dalam perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang . oleh karena itu perencanaan perusahaan dan perencanaan pemasaran sering dijadikan satu. 
v  Perencanaan pemasaran
Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang  untuk masalah-masalah yang luas dalam bauran pemasaran ( Marketing mix ), yaitu produk ( product), harga ( price), tempat ( place) dan promosi ( promotion). Perencanaan pada masing-masing variabel tersebut harus dikoordinasikan dan ditangani dengn baik, sebab setiap variabel bauran pemasaran selalu saling berinteraksi dengan variabel lainnya.
v  Rencana Pemasaran Tahunan
Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk  satu periode waktu. Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang mencakup kegiatan pemasaran setiap tahunnya.  Contoh : perencanaan pemasaran jangka panjang menentukantujuan untuk memperkenalkan produk baru. Rencana pemasaran tahun berikutnya, bagaimana pun harus  dapat membuat keseimbangan dalam persediaan dengan cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami tahap penurunan dalam daur kehidupan produk ( product life cycle ). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk tersebut sehingga persediaan berkurang.    

2.7 Rencana-Rencana Pemasaran
v  DEFINISI PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuannya melalui serangkaian aktivitas yang ditujukan pada proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai cara, teknik dan prosedur guna mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dikatakan efektif jika tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai sepenuhnya.
v  DEFINISI RENCANA PEMASARAN
            Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis. Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan jika tidak direncanakan dengan baik. Banyak pengusaha agribisnis, terutama yang berskala menengah ke bawah sering kali mengalami kesulitan dalam menyusun Program Pemasaran secara formal, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu mencapai pasar sasarannya. Rencana pemasaran adalah bagaimana sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya melalui sistem pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan wirausahawan (pelaku bisnis)
v  ANALISA LINGKUNGAN
·         Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi factor: Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain
·         Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor: Sumber daya keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi
v  BAURAN PEMASARAN
            Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk dan jasa, Penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi.
1.      Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
2.      Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk.
3.      Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4.      Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
·         Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
·         Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
·         Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
·         Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
·         Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.
v  EVOLUSI FAKTOR BAURAN PEMASARAN [ MARKETING MIX]
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: product elements,  place, cyberspace, and time, promotion and education,  price and other user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
1.      Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi perusahaan.
2.      Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3.      Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan.
4.      Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan.
5.      Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6.      Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
7.      People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).
8.      Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.
v  BATASAN RENCANA PEMASARAN
·         Urgensi Rencana Pemasaran :
1.      Kita telah berada dimana (where do we now)?
2.      Kemana kita akan pergi (where do we go)?
3.      Bagaimana cara mencapainya (how do we go)?
·         Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :
ü  Kemampuan peramalan
Kemampuan untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dalam dunia bisnis.
ü  Akses kepada sumber informasi
Terbatasnya sumber informasi yang diterima, jadi kita tidak mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan.
ü  Waktu yang terbatas
Waktu yang terbatas dalam membuat rencana, jadi perencanaan yang dibuat tidak matang.
ü  Koordinasi proses perencanaan
Tidak adanya koordinasi dalam membuat perencanaan
ü  Implementasi perencanaan pasar
v  LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA
·         Mendefinisikan situasi bisnis
·         Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
·         Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
·         Penetapan tujuan dan pasar
·         Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
·         Perancangan tanggung jawab implementasi
·         Penganggaran strategi pemasaran
·         Monitor kemajuan usaha pemasaran
v  PERENCANAAN KONTINGENSI
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
• Minimnya rencana nyata
• Minimnya analisa situasi yang memadai
• Tujuan dan sasaran yang tidak realistis
• Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan

KEPUTUSAN MENGENAI HARGA
2.8 Pengertian
Penentuan harga adalah proses memilih apa yang bakal diterima sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya. Penetapan harga sebagian besar berdasarkan pada banyak permintaan. Apabila permintaan banyak, harga yang dikenakan akan tinggi. Akan tetapi, bila permintaan sedikit, harga yang dikenakan akan rendah walaupun dalam kedua kasus di atas harga satuan yang berlaku mungkin sama. Harga dapat berbeda-beda berdasarkan konsumen. Harga yang lebih tinggi diberikan kepada pembeli yang tidak mempedulikan harga, dan harga yang lebih rendah diberikan pada pembeli yang memperhatikan harga. Penetapan harga seperti ini dapat menghancurkan kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.
2.9 Strategi Penentuan Harga Produk Baru
Strategi penentuan  harga pada produk baru yaitu :
v  Skimming PriceStrategi skimming
Skimming PriceStrategi skimming adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk barudiluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. Contoh handphone nokia,laptop, komputer, dan lain sebagainya.
v  Penetration Price / Harga PenetrasiStrategi harga penetrasi
Penetration Price / Harga PenetrasiStrategi harga penetrasi adalah menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Contoh : tarif layanan operator baruthree / 3, mie selera rakyat, so klin MB, dan lain-lain.
Misalnya, konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah produk terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan belisedangkan informasi yang dimiliki tidak lengkap. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas produk sering berubah-ubah seiringdengan perubahan yang terjadi pada harga. Jadi semakin tinggi harga suatu produk makin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsi oleh konsumen. Konsumenmempunyai persepsi seperti ini pada waktu mereka tidak memiliki petunjuk lain darikualitas produk selain harga. Padahal persepsi kualitas dapat dipengaruhi pula olehreputasi toko, periklanan, dan variabel-variabel lainnya.
“penentuan harga merupakan suatu masalah  jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya.Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru.Definisi tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus memutuskan dimana ia akan menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Dalam beberapa pasar seperti pasar mobil, sebanyak delapan titik harga dapat ditemukan.Dipasar mobil Indonesia terdapat merek puncak (standar emas), contohnya Mercedez Benz dan Jaguar.Dibawahnya ada Merek mewah seperti BMW, Audi dll, Dibawahnya lagi ada merek yang memenuhikebutuhan-kebutuhan khusus: Volvo (keamanan) dan Porche (kinerja tinggi). Di tengah-tengah terdapatsejumlah merek seperti Honda, Mitsubishi, Toyota. Satu tingkat dibawahnya adalah merek–merek yangterutama memberi manfaat fungsional seperti Suzuki. Dibawah Suzuki ada merek-merek lebih murah tapi juga memberikan kinerja memuaskan seperti Hyundai.
Paling bawah adalah merek-merek yang daya tariknyahanya harga yang menunjukkan bahwa kedelapan tingkat penempatan produk ini tidak bersaing satu sama lain,tetapi hanya bersaing dalam masing-masing kelompok. Namun dapat terjadi persaingan antara segmen-segmen harga dan mutu.Tabel 2.2 menunjukan sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Strategi diagonal 1, 5, dan 9 semuanyadapat bertahan pada pasar yang sama; yaitu satu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi pada hargatinggi, perusahaan lain menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah. Ketiga pesaing tersebutdapat hidup bersama selama pasar terdiri dari tiga kelompok pembeli, yaitu yang mementingkan mutu, harga,dan yang mementingkan keseimbangan antara keduanya.Strategi penempatan 2, 3, dan 6 Menunjukan cara untuk menyerang posisi diagonal. Strategi 2 menyatakan, “Produk kami memiliki mutu yang sama dengan produk 1 tetapi harga kami lebih rendah”. Strategi 3menyatakan hal yang sama dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar. Jika pelanggan yangmementingkan mutu mempercayai pasaing ini, mereka pasti akan membeli sari pesaing ini dan menghematuang (kecuali jika produk 1 memiliki daya tarik prestise). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.Strategi penempatan 4, 7, dan 8 mengenakan harga yang terlalu tinggi dibandingkan dengan mutunya.Pelanggan akan merasa dirugikan dan mungkin akan mengeluh atau menceritakan hal-hal buruk mengenai perusahaan. Strategi ini harus dihindarkan oleh pemasar professional.Harga jual merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, konsumen akan membeli suatu produk apabila ada keseimbangan antara alasan dalam menetapkanharga jual.

2.10   Strategi Penentuan Harga Produk Yang Sudah Mapan
Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar, diantaranya adalah :
v  Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
v  Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:
·         Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
·         Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil.
·         Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu.

2.11 Cara-Cara Penetapan Harga Produk

Suatu perusahaan dalam menetapkan harga produk umumnya berorientasi pada 3 hal, yaitu: (1) Penetapan harga yang berorientasi biaya, (2) Penetapan harga yang berorientasi permintaan, dan (3) Penetapan harga yang berorientasi persaingan. Berikut penjelasannya.
v  Penetapan Harga yang Berorientasi Biaya
Kebanyakan suata perusahaan menetapkan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Umumnya semua biaya, termasuk pengalokasian biaya tambahan, selalu berubah dan dibuat berdasarkan perkiraan tingkat pelaksanaan. Penetapan harga yang berorientasi biaya biasanya dilakukan dalam perdagangan eceran (bahan makanan, mebel, kerajinan, pakaian) dan pesanan karena biayanya sulit ditentukan sebelumnya, seperti pembuatan bangunan dan mesin yang khusus.
Hal-hal yang perlu menjadi pedoman dalam penetapan harga yang berorientasi biaya adalah:
1.      Presentase kenaikan harga harus berbanding terbalik dengan harga satuan. Artinya, semakin rendah harga satuan, semakin tinggi presentase kenaikan harga. Contoh: Sebuah dompet yang semula harganya Rp. 20.000 dapat dijual dengan harga Rp. 40.000.-atau terjadi kenaikan harga sebesar 100 %. Sementara seperangkat meja kursi yang harganya Rp. 300.000 dapat dijual dengan harga Rp 450.000 atau kenaikan harga relatif lebih rendah sebesar 50 %.
2.      Tingkat kenaikan harga harus berbanding terbalik dengan harga penjualan. Artinya, bila suatu produk semakin sering dibeli, maka kenaikan harga semakin sedikit. Semakin sedikit produk tersebut dibeli, semakin tinggi kenaikan harganya. Sebagai contoh: Surat kabar, rokok dan sabun mandi akan memiliki kenaikan harga yang lebih rendah dari peralatan elektronik seperti komputer, televisi, lemari es, dan mesin cuci.
v  Penetapan Harga yang Berorientasi Permintaan.
·         Penetapan harga sebagian besar berdasarkan pada banyak permintaan. Apabila permintaan banyak, harga yang dikenakan akan tinggi. Akan tetapi, bila permintaan sedikit, harga yang dikenakan akan rendah walaupun dalam kedua kasus di atas harga satuan yang berlaku mungkin sama. Harga dapat berbeda-beda berdasarkan konsumen. Harga yang lebih tinggi diberikan kepada pembeli yang tidak mempedulikan harga, dan harga yang lebih rendah diberikan pada pembeli yang memperhatikan harga. Penetapan harga seperti ini dapat menghancurkan kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.
·         Harga dapat berbeda berdasarkan tempat. Contahnya, tempat duduk di stadion dan bangunan ruko yang disewakan.
·         Harga juga dapat berbeda-beda menurut waktu, misalnya produk musiman dan minuman.
·         Harga dapat berbeda-beda berdasarkan versi produk. Versi-versi produk yang agak berbeda diberi harga yang berbeda, tetapi tidak sebanding dengan biaya marginal masing-masing. Contoh, satu kotak susu pasterisasi dengan harga kemasan seharga Rp. 2.500 dapat dijual seharga Rp. 5.000. Sedangkan satu kotak susu pasterisasi yang sama dengan harga kemasan Rp. 1.500 dapat dijual dengan harga Rp. 3.000,-
v  Penetapan Harga yang Berorientasi Persaingan.
Penetapan harga dilakukan bila harga tersebut sebagian besar ditentukan oleh harga pesaing yang lain. Dalam hal ini harga tidak perlu sama. Perusahaan dapat mempertahankan harga produknya lebih tinggi atau lebih rendah dari harga produk pesaing dalam batasan presentase tertentu. Jenis penetapan harga ini biasanya digunakan untuk menyaingi produk yang tidak berbeda, seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, gula pasir dan lain-lain. Penetapan harga yang berorientasi persaingan juga dapat digunakan dalam penawaran kontrak.(diskopjatim)


2.12 Klasifikasi Produk
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang menggunakan yaitu produk konsumen ( consumer products ) dan produk industri ( industrial products ). Dalam definisi secara luas,produk juga meliputi entitas yang dapa dipasarkan seperti organisasi, orang, distribusi, serta ide. Produk KonsumenØProduk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.
Produk konsumen meliputi produk sehari-hari ( convenience products ), produk shopping ( shopping products ), produk spesial ( specialty products ), sera produk yang tidak dicari ( unsought products ). Produk ini berbeda dalam cara pembelian konsumen, dan oleh karena itu rodk ini pun berbeda dalam cara pemasarannya,klasifikasi produk :
a)      Produk sehari-hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran, dan fast food.
b)      Produk shopping ( shopping products ) adalah produk dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandngkan kecocokan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Contohnya mebel, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama, serta jasa hotel dan motel.
c)      Produk spesial ( specialty products ) adalah produk konsumen dengan karateristik unik atau identifkasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus untuk memperolehnya. Misalnya, merek serta jenis mobil tertentu, peralatan fotografi yang mahal dan sebagainya.
d)     Produk yang tdak dicari ( unsought products ) adalah produk konsumen d mana keberadaannya tdak diketahui, atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terfikir oleh mereka untuk membelinya. Sebagian besar inovasi baru yang yang penting tidak dicari ( unsought ) sampai konsumen menyadarinya lewat iklan.
Produk IndustriØProduk industri (industrial products ) adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Jadi perbedaan antara produk konsumen dengan produk industri didasarkan pada tujuan dibelinya produk itu. Tiga kelompok produk dan jasa industri meliputi :
1.      Bahan dan suku cadang
2.      Barang modal
3.      Perlengkapan dan jasa.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.Macam-macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu risiko berdasarkan sifatnya, yang terdiri atas risiko spekulatif dan risiko murni, risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan, yang terdiri atas risiko yang dapat dialihkan dan risiko yang tidak dapat dialihkan, serta risiko berdasarkan asal timbulnya, yang terdiri atas risiko internal dan risiko eksternal.
Pengaplikasian manajemen risiko yang dikembangkan di industri dilakukan dengan cara berbeda-beda, tergantung dari  kebijakan industri tersebut. Contohnya pada industri pangan, salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan di industri pangan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen adalah HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Dari pembahasan makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi tersebut.
Penentuan harga adalah proses menentukan apa yang bakal diterima sebuah syarikat sebagai pertukaran untuk produknya.

3.2 Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.