BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Agribisnis tidak terlepas dari faktor risiko (risk)
dan ketidakpastian (uncertainty). Risiko merupakan kejadaian yang
telah diketahui probabilitasnya, misalnya kematian pada budidaya tanaman
obat-obatan sekitar 4%, kematian pada pengangkutan buah ke pasar sekitar 2%,
penyusutan pada pengangkutan ternak potong ke luar daerah mencapai 10-20% dan
sebagainya. Probabilitas kejadian pada ketidakpastian tidak diketahui
sebelumnya, seperti wabah penyakit dalam bencana alam. Ada lima macam risiko
yang dihadapi oleh manajer agribisnis, meliputi risiko produksi (production
risk), risiko pemasaran (marketing risk), risiko keuangan (financial
risk ), risiko hukum (legal risk), dan risiko sumber daya manusia
(human resources risk). Untuk menghadapi kelima risiko tersebut
terdapat lima cara yang dapat ditempuh, yaitu dipertahankan (retain),
digeser (shift), dikurangi (reduce), diasuransikan (insure),
dan dihindari (avoid) (Sutawi, 1999).
Penentuan harga adalah proses memilih apa
yang bakal diterima sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya.
Faktor-faktor harga adalah kos pengilangan, tempat pasaran, persaingan, keadaan
pasaran, dan kualiti produk. Penentuan harga juga merupakan pembolehubah utama
dalam teori peruntukan. Penentuan harga adalah aspek dasar dan adalah salah satu dari "empat
P" Tiga aspek lain adalah barangan, promosi.
Aktivitas pada manajemen risiko meliputi
identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan penanganan risiko. Identifikasi
risiko merupakan aktivitas awal yang akan menghasilkan output daftar risiko.
Dalam identifikasi risiko terdapat stakeholder yang meliputi
pemegangan saham, kreditur, pemasok, karyawam, pemain industri yang sama,
pemerintah, manajemen itu sendiri, masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh
oleh adanya perusahaan. Metode dalam identifikasi risiko meliputi analisis data
historis, pengamatan dan survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak dalam
manajemen risiko bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena kontak
tertentu.
Pengukuran risiko dapat dilihat dengan besar
kecilnya risiko yang akan berdampak bagi perusahaan dan dengan melakukan
prioritas risiko dapat mempermudah serta dapat menghasilkan output berupa peta
risiko. Terdapat 4 cara dalam penanganan risiko yaitu penghindaran risiko (risk
avoidance), pengukuran risiko yang dapat dilakukan dengan metode
pencegahan, diversifikasi atau lindung nilai alamiah (natural heging), pemindahan
risiko (risk transfer) dan penahanan risiko (risk retention).
Dalam makalah ini juga
membahas tentang manajemen Pemasaran. Salah satu masalah pokok yang menjadi
kendala dalam pemasaran adalah banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik
dari produk sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung
jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis
didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan
perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh
manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.
1.2
Rumusan Masalah
·
Jelaskan tentang Manajemen Resiko pada
Agribisnis
·
Jelaskan tentang Manajemen Pemasaran
Pada Agribisnis
·
Jelaskan tentang keputusan Mengenai
Harga
1.3
Tujuan Penyusunan Makalah
·
Untuk menjelaskan tentang pembiayaan
Agribisnis
·
Untuk
menjelaskan Sumber-Sumber Modal Eksternal
·
Untuk menjelaskan tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam memilih bankir bijaksana
BAB
II
ISI
MANAJEMEN
RESIKO PADA AGRIBISNIS
2.1 Pengertian
Menurut Smith : 1990,
manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan
kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari
sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian
pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara
dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui
maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
Agribisnis tidak
terlepas dari faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Risiko
merupakan kejadaian yang telah diketahui probabilitasnya, misalnya kematian
pada budidaya tanaman obat-obatan sekitar 4%, kematian pada pengangkutan buah
ke pasar sekitar 2%, penyusutan pada pengangkutan ternak potong ke luar daerah
mencapai 10-20% dan sebagainya. Probabilitas kejadian pada ketidakpastian tidak
diketahui sebelumnya, seperti wabah penyakit dalam bencana alam. Ada lima macam
risiko yang dihadapi oleh manajer agribisnis, meliputi risiko produksi
(production risk), risiko pemasaran (marketing risk), risiko keuangan
(financial risk ), risiko hukum (legal risk), dan risiko sumber daya manusia
(human resources risk). Untuk menghadapi kelima risiko tersebut terdapat lima
cara yang dapat ditempuh, yaitu dipertahankan (retain), digeser (shift),
dikurangi (reduce), diasuransikan (insure), dan dihindari (avoid) (Sutawi,
1999). Aktivitas pada manajemen risiko meliputi identifikasi risiko, pengukuran
risiko, dan penanganan risiko. Identifikasi risiko merupakan aktivitas awal
yang akan menghasilkan output daftar risiko.
Dalam identifikasi
risiko terdapat stakeholder yang meliputi pemegangan saham, kreditur, pemasok,
karyawam, pemain industri yang sama, pemerintah, manajemen itu sendiri,
masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan. Metode
dalam identifikasi risiko meliputi analisis data historis, pengamatan dan
survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak dalam manajemen risiko bertujuan
untuk melihat risiko yang muncul karena kontak tertentu.
Pengukuran risiko dapat
dilihat dengan besar kecilnya risiko yang akan berdampak bagi perusahaan dan
dengan melakukan prioritas risiko dapat mempermudah serta dapat menghasilkan
output berupa peta risiko. Terdapat 4 cara dalam penanganan risiko yaitu
penghindaran risiko (risk avoidance), pengukuran risiko yang dapat dilakukan
dengan metode pencegahan, diversifikasi atau lindung nilai alamiah (natural heging),
pemindahan risiko (risk transfer) dan penahanan risiko (risk retention).
2.2
. Macam- Macam Manajemen Risiko dalam Agribisnis
Macam- macam manajemen
risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
Risiko berdasarkan sifatnya
a. Risiko
Spekulatif
Risiko spekulatif
adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan
dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal
pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko
yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu
keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
menimbulkan kerugian.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.
b. Risiko Murni
Risiko murni (pure
risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran,
apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami
kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Salah satu cara
menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya
kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan
istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
Perbedaan utama antara
risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untuk ada atau tidak,
untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat keuntungan. Maka
kita sebagai masyarakat, terlebuh pengusaha harus mempelajari manajemen resiko
karenasasarandari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat
yang dapat diterima oleh masyarakat.
2.
Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a. Risiko yang
dapat dialihkan
Risiko yang dapat
dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena
risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan
demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
b. Risiko yang
tidak dapat dialihkan
Risiko yang tidak dapat
dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak
dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3.
Risiko berdasarkan asal timbulnya
a. Risiko
Internal
Risiko Internal yaitu
risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya risiko
kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko
kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b. Risiko
Eksternal
Risiko Eksternalyaitu
risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan.
Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.
2.3 Aplikasi Manajemen Risiko Di Industri
Sangat banyak
pengaplikasian manajemen risiko di Industri, salah satunya yaitu pada industri
galangan kapal PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Tujuan utama dari manajemen
risiko ini adalah menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha
bangunan baru pada industri galangan kapal dengan langkah mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menganalisis pengaruh tingkat risiko usaha terhadap cost yang
harus ditanggung oleh industri galangan kapal untuk bangunan baru. Industri
galangan kapal adalah industri yang padat modal dan tingkat pengembaliannya
yang cukup lama (slow yielding),sehingga dalam operasionalnya harus menggunakan
prinsip kehati-hatian.
1. Identifikasi
Masalah
Identifikasi beberapa
permasalahan manajemen risiko pada industri galangan kapal dan yang berpotensi
merugikan perusahaan, antara lain:
v Bagaimana
implementasi manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru
(PT. Dok dan Perkapalan Surabaya), kondisi ini dilihat pada keadaan sebelum
penerapan manajemen risiko dan sesudah penerapan manajemen risiko.
v Pengaruh
manajemen risiko terhadap operasional perusahaan galangan kapal untuk bangunan
baru (PT. Dok dan Perkapalan Surabaya).
v Assessment
value at risk manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru
(PT. Dok dan Perkapalan Surabaya), bagaimana menilai risiko melalui penerapan
manajemen risiko pada perusahaan, penerapan konsep Value at Risk untuk menilai
risiko dan potensi losess yang akan ditimbulkan.
v Model
pengembangan manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal untuk bangunan
baru.
2. Inventaris
Data Lapangan
Data lapangan dengan
menggunakan sampel pada proses pembangunan kapal baru yang telah dibangun di
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada lima tahun sebelumnya. Data-data tersebut
meliputi: data pembangunan kapal, jumlah, macam-macam risiko yang dihadapi,
bobot tiap risiko, frekuensi kejadian selama lima tahun sebelumnya. Proses
pencarian data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan checklist,
wawancara dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30 senior manager yang
berkecimpung dalam proses bisnis bangunan baru.
3. Assessment
Value at Risk
Langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a.
Identifikasi hazard (list semua skenario kejadian yang relevan dengan faktor
penyebab dan dampak yang potensial) pada proses pembangunan kapal baru, mulai
tahap tender sampai kapal jadi (delivery).
b. Penilaian
risiko (evaluasi faktor-faktor risiko);
v Fokus
pada skenario yang penting, didasarkan pada identifikasi risiko pada tahap
sebelumnya. Kemudian di masukan pada tool database manajemen sistim.
v Ukur
risiko pada setiap skenario, dengan metode statistik menggunakan asas
perkalian, data hasil wawancara kemudian dimasukan dalam tool database
manajemen sistim pada masing-masing kelompok risiko.
v Analisa
darimana risiko datang, fokus perhatian pada penyebab, menganalisis dari mana
penyebab masing-masing risiko, siapa pemilik risiko, cari akar masalah dengan
validasi wawancara lebih mendalam, dengan audit risiko.
v Identifikasi
faktor yang berhubungan yang mempengaruhi tingkatan risiko, bobot risiko
danfrekeunsi sering tidaknya terjadi risiko dari hasil wawancara dengan
menggunakan isian checklist menjadi tolok ukur nilai indeks risiko atau nilai
risiko yang pada akhirnya akan menentukan tingkatan risiko.
Analisa
Hasil
a. Menyusun dan
memverifikasi hasil penelitian lapangan kemudian dilakukan assessment value at
risk, membandingkan hasil pengolahan data untuk menentukan nilai risiko,
peringkat risiko, proses mitigasi dan pembiayaan, kemudian dilakukan dengan
validasi dengan wawancara dan proses audit oleh pemilik risiko.
b. Menghitung
risiko, tingkat risiko dan pengaruhnya pada operasional usaha industri galangan
kapal baru, membandingkan pembiayaan risiko terhadap operasional perusahaan
secara keseluruhan (diambil studi kasus di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya).
c. Menyusun dan
mengembangkan model manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal baru.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan validasi, kemudian disusun model yang
cocok untuk pengembangan manajemen risiko di perusahaan industri galangan kapal
(diambil studi kasus di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya).
MANAJEMEN
PEMASARAN PADA AGRIBISNIS
2.4
Pengertian
Pemasaran adalah salah
satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan
barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan
sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Selain itu ada pula tiga pendapat tentang pemasaran (marketing)
yaitu:
1. Pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang diajukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial. (William j.Stanton, 1978 )
2. Pemasaran
adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan
jasa dari para produsen ke para konsumen. ( The Amirican Marketing
Association )
3. Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )
Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang
menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan
distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik.
Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka
dibutuhkan. Sedangkan aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus
mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula
mengetahui apa yang dijual.
2.5
Konsep Pemasaran
Adapun beberapa
pengertian dari beberapa tokoh tentang konsep pemasaran.Menurut Swastha
(1979:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan”.
Sedangkan definisi lain
menyatakan bahwa konsep pemasaran adalah menjadi lebih efektif dari
pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Kotler,1997:17).
Ada lima konsep
pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya yaitu:
v Konsep
berwawasan Produksi
Konsep
ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah
harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan
memperluas cakupan distribusi.
v Konsep
berwawasan Produk
Konsep
ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu,
kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga fokus utamanya adalah
membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus untuk
menyempurnakannya.
v Konsep
berwawasan Penjualan
Konsep
ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak akan
membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.oleh karena itu, perusahaan harus
melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
v Konsep
berwawasan Pemasaran
Konsep
ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada persaingannya. Konsep ini
didasarkan pada empat sendi utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran yang terkoordinasi, serta keuntungan.
v Konsep
berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini
berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan
serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan
efisiensi dari pada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
2.6
Strategi Pemasaran
Perencanaan sangat
diperlukan untuk mengikuti perkembangan dan menghadapi persaingan yang
semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa perencanaan sebuah organisasi
mungkin akan melakukan cara-cara ekstrem untuk menghindari kerugian atau
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan dapat mencakup suatu
periode waktu yang panjang atau pendek. Perencanaan jangka panjang ( multi
tahun : 3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun ) biasanya melibatkan peranan dari
manajemen puncak dan atau staf perencanaan khusus. Masalah yang dihadapi sangat
kompleks dan memiliki cakupan yang luas, seperti masalah perluasan pabrik,
pasar, atau produk. Perencanaan
jangka pendek ( sampai
dengan 1 tahun ) biasanya dilakukan oleh manajemen menengah atau bawah ( middle
or bottom management ) masalah yang dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka
pendek ini, antara lain kampanye periklanan untuk periode yang akan datang,
pembelian pada musim yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari
tenaga pemasaran.
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan, yaitu sebagai berikut :
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan, yaitu sebagai berikut :
v
Perencanaan perusahaan secara
keseluruhan.
Hal ini mencakup
penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka panjang dan pengembangan strategi
jangka panjang untuk mencai tujuan tersebut. Tujuan dan straregi jangka panjang
ini kemudian menjadi suatu kerangka dasar untuk mengembangkan rencana yang
tercakup didalamnya. Masalah utama yang ada dalam perencanaan perusahaan ini
adalah masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan
pengembangan ( research and development ),serta penentuan sasaran pasar dan
program pemasarannya. Pertimbangan pemasaran ini cenderung mempengaruhi
kebijakan dalam perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang . oleh
karena itu perencanaan perusahaan dan perencanaan pemasaran sering dijadikan
satu.
v
Perencanaan pemasaran
Hal ini mencakup
pengembangan program jangka panjang untuk masalah-masalah yang luas dalam
bauran pemasaran ( Marketing mix ), yaitu produk ( product), harga ( price),
tempat ( place) dan promosi ( promotion). Perencanaan pada masing-masing
variabel tersebut harus dikoordinasikan dan ditangani dengn baik, sebab setiap
variabel bauran pemasaran selalu saling berinteraksi dengan variabel lainnya.
v
Rencana Pemasaran Tahunan
Rencana ini
mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk satu periode waktu.
Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang mencakup
kegiatan pemasaran setiap tahunnya. Contoh : perencanaan pemasaran jangka
panjang menentukantujuan untuk memperkenalkan produk baru. Rencana pemasaran
tahun berikutnya, bagaimana pun harus dapat membuat keseimbangan dalam
persediaan dengan cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami tahap
penurunan dalam daur kehidupan produk ( product life cycle ). Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk tersebut sehingga persediaan
berkurang.
2.7
Rencana-Rencana Pemasaran
v
DEFINISI PERENCANAAN
Perencanaan
adalah proses menentukan bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuannya melalui
serangkaian aktivitas yang ditujukan pada proses analisa, evaluasi, seleksi
diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Proses awal
perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai cara,
teknik dan prosedur guna mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dikatakan
efektif jika tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai sepenuhnya.
v
DEFINISI RENCANA PEMASARAN
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan
dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan
salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis.
Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi
tempat pemborosan jika tidak direncanakan dengan baik. Banyak pengusaha
agribisnis, terutama yang berskala menengah ke bawah sering kali mengalami
kesulitan dalam menyusun Program Pemasaran secara formal, sehingga produk yang
dihasilkan tidak mampu mencapai pasar sasarannya. Rencana pemasaran adalah bagaimana
sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya melalui sistem
pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan
wirausahawan (pelaku bisnis)
v
ANALISA LINGKUNGAN
·
Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang
tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi factor: Kondisi perekonomian negara dan didunia,
kebudayaan, teknologi, permintaan produk, permasalahan hukum, persaingan
bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain
·
Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan
oleh wirausahawan yang meliputi faktor: Sumber daya keuangan, manajemen,
pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi
v
BAURAN PEMASARAN
Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk
dan jasa, Penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi.
1.
Keempat bauran pemasaran tersebut secara
singkat dijelaskan sebagai berikut:
Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
2.
Price (harga), yaitu sejumlah uang yang
konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk.
3.
Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan
perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia
bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage,
assortments, locations, inventory, and transport.
4.
Promotion (promosi), yaitu berbagai
kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada
pasar sasaran.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
·
Advertising, yaitu semua bentuk
presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang
ditunjuk dengan mendapat bayaran.
·
Sales promotion, yaitu insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
·
Public relations and publicity, yaitu
berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra
perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
·
Personal selling, yaitu interaksi langsung
antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
·
Direct marketing, yaitu melakukan
komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan
dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan
alat penghubung nonpersonal lain.
v EVOLUSI
FAKTOR BAURAN PEMASARAN [ MARKETING MIX]
Bauran pemasaran yang
terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan
jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami
evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan
kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan
bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan
menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: product elements, place, cyberspace, and time, promotion and
education, price and other user outlays,
process, productivity and quality, people, and physical evidence.
1. Product
elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi
perusahaan.
2. Place,
cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan
bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3. Promotion
and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk
membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik
yang perusahaan berikan.
4. Price
and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan
korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan
tawarkan atau sajikan.
5. Process
adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan
untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6. Productivity
and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan
ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi
pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan
pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
7. People
adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk
dan layanan (service production).
8. Physical
evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara
nyata kualitas produk dan layanan.
v BATASAN
RENCANA PEMASARAN
·
Urgensi Rencana Pemasaran :
1.
Kita telah berada dimana (where do we
now)?
2.
Kemana kita akan pergi (where do we go)?
3.
Bagaimana cara mencapainya (how do we
go)?
·
Masalah dan kendala dalam perencanaan
pasar :
ü Kemampuan
peramalan
Kemampuan
untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dalam dunia bisnis.
ü Akses
kepada sumber informasi
Terbatasnya
sumber informasi yang diterima, jadi kita tidak mengetahui informasi-informasi
yang dibutuhkan.
ü Waktu
yang terbatas
Waktu
yang terbatas dalam membuat rencana, jadi perencanaan yang dibuat tidak matang.
ü Koordinasi
proses perencanaan
Tidak
adanya koordinasi dalam membuat perencanaan
ü Implementasi
perencanaan pasar
v
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA
·
Mendefinisikan situasi bisnis
·
Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan
ancaman)
·
Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
·
Penetapan tujuan dan pasar
·
Mendefinisikan strategi pemasaran dan
usaha yang dilakukan
·
Perancangan tanggung jawab implementasi
·
Penganggaran strategi pemasaran
·
Monitor kemajuan usaha pemasaran
v PERENCANAAN
KONTINGENSI
Perencanaan yang baik harus dapat
mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang
tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
• Minimnya rencana nyata
• Minimnya analisa situasi yang
memadai
• Tujuan dan sasaran yang tidak
realistis
• Kurangnya antisipasi terhadap
pesaing dan pasokan
KEPUTUSAN
MENGENAI HARGA
2.8 Pengertian
Penentuan
harga adalah proses memilih apa yang bakal diterima
sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya. Penetapan harga sebagian
besar berdasarkan pada banyak permintaan. Apabila permintaan banyak, harga yang
dikenakan akan tinggi. Akan tetapi, bila permintaan sedikit, harga yang
dikenakan akan rendah walaupun dalam kedua kasus di atas harga satuan yang
berlaku mungkin sama. Harga dapat berbeda-beda berdasarkan konsumen. Harga yang
lebih tinggi diberikan kepada pembeli yang tidak mempedulikan harga, dan harga
yang lebih rendah diberikan pada pembeli yang memperhatikan harga. Penetapan
harga seperti ini dapat menghancurkan kepercayaan konsumen dalam jangka
panjang.
2.9 Strategi
Penentuan Harga Produk Baru
Strategi
penentuan harga pada produk baru yaitu :
v Skimming
PriceStrategi skimming
Skimming
PriceStrategi skimming adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk
barudiluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. Contoh handphone
nokia,laptop, komputer, dan lain sebagainya.
v Penetration
Price / Harga PenetrasiStrategi harga penetrasi
Penetration
Price / Harga PenetrasiStrategi harga penetrasi adalah menentukan harga awal
yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar
dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Contoh :
tarif layanan operator baruthree / 3, mie selera rakyat, so klin MB, dan
lain-lain.
Misalnya, konsumen sangat tergantung
pada harga sebagai indikator kualitas
sebuah produk terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan belisedangkan
informasi yang dimiliki tidak lengkap. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas produk
sering berubah-ubah seiringdengan perubahan yang terjadi pada harga. Jadi
semakin tinggi harga suatu produk makin tinggi pula kualitas produk yang
dipersepsi oleh konsumen. Konsumenmempunyai persepsi
seperti ini pada waktu mereka tidak memiliki petunjuk lain darikualitas produk selain harga. Padahal persepsi
kualitas dapat dipengaruhi pula olehreputasi toko, periklanan, dan
variabel-variabel lainnya.
“penentuan
harga merupakan suatu masalah jika
perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya.Ini terjadi ketika
perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan
memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru,
ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru.Definisi
tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus memutuskan dimana ia akan
menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Dalam beberapa pasar
seperti pasar mobil, sebanyak delapan titik harga dapat ditemukan.Dipasar
mobil Indonesia terdapat merek puncak (standar emas), contohnya Mercedez Benz
dan Jaguar.Dibawahnya ada Merek mewah seperti BMW, Audi dll, Dibawahnya lagi
ada merek yang memenuhikebutuhan-kebutuhan khusus: Volvo (keamanan) dan Porche
(kinerja tinggi). Di tengah-tengah terdapatsejumlah merek seperti Honda,
Mitsubishi, Toyota. Satu tingkat dibawahnya adalah merek–merek yangterutama
memberi manfaat fungsional seperti Suzuki. Dibawah Suzuki ada merek-merek lebih
murah tapi juga memberikan kinerja memuaskan seperti Hyundai.
Paling bawah
adalah merek-merek yang daya tariknyahanya
harga yang menunjukkan bahwa kedelapan tingkat penempatan produk ini
tidak bersaing satu sama lain,tetapi hanya bersaing dalam masing-masing
kelompok. Namun dapat terjadi persaingan antara segmen-segmen harga dan
mutu.Tabel 2.2 menunjukan sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Strategi
diagonal 1, 5, dan 9 semuanyadapat bertahan pada pasar yang sama; yaitu satu perusahaan
menawarkan produk bermutu tinggi pada hargatinggi, perusahaan lain menawarkan
produk bermutu rendah pada harga rendah. Ketiga pesaing tersebutdapat hidup
bersama selama pasar terdiri dari tiga kelompok pembeli, yaitu yang
mementingkan mutu, harga,dan yang mementingkan keseimbangan antara
keduanya.Strategi penempatan 2, 3, dan 6 Menunjukan cara untuk menyerang posisi
diagonal. Strategi 2 menyatakan, “Produk kami memiliki mutu yang sama dengan
produk 1 tetapi harga kami lebih rendah”. Strategi 3menyatakan hal yang sama
dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar. Jika pelanggan
yangmementingkan mutu mempercayai pasaing ini, mereka pasti akan membeli sari
pesaing ini dan menghematuang (kecuali jika produk 1 memiliki daya tarik
prestise). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.Strategi penempatan
4, 7, dan 8 mengenakan harga yang terlalu tinggi dibandingkan dengan
mutunya.Pelanggan akan merasa dirugikan dan mungkin akan mengeluh atau
menceritakan hal-hal buruk mengenai perusahaan. Strategi ini harus
dihindarkan oleh pemasar professional.Harga jual merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, konsumen
akan membeli suatu produk apabila ada keseimbangan antara alasan dalam
menetapkanharga jual.
2.10 Strategi Penentuan Harga Produk Yang Sudah Mapan
Menurut
Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan
harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang
sudah ada di pasar, diantaranya adalah :
v Adanya
perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
v Adanya
pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Dalam melakukan peninjauan kembali
penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga alternatif
strategi, yaitu:
·
Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan
tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik
di masyarakat.
·
Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk
dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar,
sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba
dengan tingkat yang kecil.
·
Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan
menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode
inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu.
2.11 Cara-Cara Penetapan Harga Produk
Suatu perusahaan dalam
menetapkan harga produk umumnya berorientasi pada 3 hal, yaitu: (1) Penetapan
harga yang berorientasi biaya, (2) Penetapan harga yang berorientasi
permintaan, dan (3) Penetapan harga yang berorientasi persaingan. Berikut
penjelasannya.
Kebanyakan suata perusahaan
menetapkan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Umumnya semua biaya,
termasuk pengalokasian biaya tambahan, selalu berubah dan dibuat berdasarkan
perkiraan tingkat pelaksanaan. Penetapan harga yang berorientasi biaya biasanya
dilakukan dalam perdagangan eceran (bahan makanan, mebel, kerajinan, pakaian)
dan pesanan karena biayanya sulit ditentukan sebelumnya, seperti pembuatan
bangunan dan mesin yang khusus.
Hal-hal
yang perlu menjadi pedoman dalam penetapan harga yang berorientasi biaya
adalah:
1. Presentase
kenaikan harga harus berbanding terbalik dengan harga satuan. Artinya, semakin
rendah harga satuan, semakin tinggi presentase kenaikan harga. Contoh: Sebuah
dompet yang semula harganya Rp. 20.000 dapat dijual dengan harga Rp.
40.000.-atau terjadi kenaikan harga sebesar 100 %. Sementara seperangkat meja
kursi yang harganya Rp. 300.000 dapat dijual dengan harga Rp 450.000 atau
kenaikan harga relatif lebih rendah sebesar 50 %.
2. Tingkat
kenaikan harga harus berbanding terbalik dengan harga penjualan. Artinya, bila
suatu produk semakin sering dibeli, maka kenaikan harga semakin sedikit.
Semakin sedikit produk tersebut dibeli, semakin tinggi kenaikan harganya.
Sebagai contoh: Surat kabar, rokok dan sabun mandi akan memiliki kenaikan harga
yang lebih rendah dari peralatan elektronik seperti komputer, televisi, lemari
es, dan mesin cuci.
v Penetapan
Harga yang Berorientasi Permintaan.
·
Penetapan
harga sebagian besar berdasarkan pada banyak permintaan. Apabila permintaan
banyak, harga yang dikenakan akan tinggi. Akan tetapi, bila permintaan sedikit,
harga yang dikenakan akan rendah walaupun dalam kedua kasus di atas harga
satuan yang berlaku mungkin sama. Harga dapat berbeda-beda berdasarkan
konsumen. Harga yang lebih tinggi diberikan kepada pembeli yang tidak
mempedulikan harga, dan harga yang lebih rendah diberikan pada pembeli yang
memperhatikan harga. Penetapan harga seperti ini dapat menghancurkan
kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.
·
Harga
dapat berbeda berdasarkan tempat. Contahnya, tempat duduk di stadion dan
bangunan ruko yang disewakan.
·
Harga
juga dapat berbeda-beda menurut waktu, misalnya produk musiman dan minuman.
·
Harga
dapat berbeda-beda berdasarkan versi produk. Versi-versi produk yang agak
berbeda diberi harga yang berbeda, tetapi tidak sebanding dengan biaya marginal
masing-masing. Contoh, satu kotak susu pasterisasi dengan harga kemasan seharga
Rp. 2.500 dapat dijual seharga Rp. 5.000. Sedangkan satu kotak susu pasterisasi
yang sama dengan harga kemasan Rp. 1.500 dapat dijual dengan harga Rp. 3.000,-
v Penetapan
Harga yang Berorientasi Persaingan.
Penetapan
harga dilakukan bila harga tersebut sebagian besar ditentukan oleh harga
pesaing yang lain. Dalam hal ini harga tidak perlu sama. Perusahaan dapat
mempertahankan harga produknya lebih tinggi atau lebih rendah dari harga produk
pesaing dalam batasan presentase tertentu. Jenis penetapan harga ini biasanya
digunakan untuk menyaingi produk yang tidak berbeda, seperti beras, minyak
goreng, tepung terigu, gula pasir dan lain-lain. Penetapan harga yang
berorientasi persaingan juga dapat digunakan dalam penawaran
kontrak.(diskopjatim)
2.12
Klasifikasi Produk
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelas besar menurut
jenis konsumen yang menggunakan yaitu produk konsumen ( consumer products ) dan
produk industri ( industrial products ). Dalam definisi secara luas,produk juga
meliputi entitas yang dapa dipasarkan seperti organisasi, orang, distribusi,
serta ide. Produk KonsumenØProduk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi
pribadi.
Produk konsumen meliputi produk sehari-hari (
convenience products ), produk shopping ( shopping products ), produk spesial (
specialty products ), sera produk yang tidak dicari ( unsought products ).
Produk ini berbeda dalam cara pembelian konsumen, dan oleh karena itu rodk ini
pun berbeda dalam cara pemasarannya,klasifikasi produk :
a)
Produk sehari-hari adalah produk dan
jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai
dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun,
permen, koran, dan fast food.
b)
Produk shopping ( shopping products
) adalah produk dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan
membandngkan kecocokan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Contohnya
mebel, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama, serta jasa hotel dan
motel.
c)
Produk spesial ( specialty products
) adalah produk konsumen dengan karateristik unik atau identifkasi merek yang
dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha
khusus untuk memperolehnya. Misalnya, merek serta jenis mobil tertentu,
peralatan fotografi yang mahal dan sebagainya.
d)
Produk yang tdak dicari ( unsought
products ) adalah produk konsumen d mana keberadaannya tdak diketahui, atau
jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terfikir oleh mereka untuk membelinya.
Sebagian besar inovasi baru yang yang penting tidak dicari ( unsought ) sampai
konsumen menyadarinya lewat iklan.
Produk IndustriØProduk
industri (industrial products ) adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan
lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Jadi perbedaan antara
produk konsumen dengan produk industri didasarkan pada tujuan dibelinya produk
itu. Tiga kelompok produk dan jasa industri meliputi :
1.
Bahan dan suku cadang
2.
Barang modal
3.
Perlengkapan dan jasa.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko adalah
suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah
diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan
cara memindahkan risiko kepada pihak lain,menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.Macam-macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu risiko berdasarkan sifatnya, yang terdiri atas risiko
spekulatif dan risiko murni, risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan, yang
terdiri atas risiko yang dapat dialihkan dan risiko yang tidak dapat dialihkan,
serta risiko berdasarkan asal timbulnya, yang terdiri atas risiko internal dan
risiko eksternal.
Pengaplikasian
manajemen risiko yang dikembangkan di industri dilakukan dengan cara
berbeda-beda, tergantung dari kebijakan industri tersebut. Contohnya pada
industri pangan, salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan di
industri pangan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan
(preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan
yang aman bagi konsumen adalah HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Dari pembahasan makalah
ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk dapat memenangkan
persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen pemasaran harus mengetahui
situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan sebelum menentukan strategi apa
yang yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi tersebut.
Penentuan harga adalah proses menentukan apa yang
bakal diterima sebuah syarikat sebagai pertukaran untuk produknya.
3.2 Saran
Dalam menghadapi
persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan hal ini
juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki
kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai
bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu
profitabilitas yang tinggi.