PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sawi merupakan
sayuran daun yang
cukup penting di
Indonesia dan tercatat
sebagai komoditas penting
dalam ekspor dan
impor sayuran. Selain
itu, sawi juga
merupakan tanaman sayuran
yang banyak di tanam
pada dataran rendah
maupun dataran tinggi
di Indonesia. Di
dataran rendah Kalimantan
selatan, petani menanam
sawi atas pertimbangan
antara lain karena
biaya produksi lebih
rendah jika dibandingkan
dengan tanaman kubis,
berumur pendek sehingga
nilai pengambilan cepat
dan resiko kegagalan
produksi lebih kecil,
banyak dikonsumsi masyarakat
serta nilai jualnya
cukup menguntungkan (Ilhamiyah
et al., 2008).
Teknik budidaya
tanaman sawi tak
berbeda jauh dengan
budidaya sayuran pada umumnya.
Budidaya konvensional di
lahan meliputi proses
pengolahan lahan, penyiapan
benih, teknik penanaman,
penyediaan pupuk dan
pestisida, serta pemeliharaan
tanaman. Menanam benih
sawi ada yang secara
langsung tetapi ada
juga melalui pembibitan
terlebih dahulu (Margiyanto,
2007).
Pada budidaya
tanaman dengan media
tanah, tanaman dapat
memperoleh unsur hara
dari dalam tanah,
tetapi pada budidaya
tanaman secara hidroponik,
tanaman memperoleh unsur
hara dari larutan
nutrisi yang dipersiapkan
khusus. Larutan nutrisi
dapat diberikan dalam
bentuk genangan atau
dalam keadaan mengalir.
Media tanam hidroponik
dapat berasal dari
bahan alam seperti
kerikil, pasir, sabut
kelapa, arang sekam, batu apung,
gambut dan potongan
kayu atau bahan
buatan seperti pecahan
bata (Suhardiyanto, 2011).
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan laporan
ini adalah untuk
mengetahui bagaimana respon
produksi dan pertumbuhan
tanaman sawi (Brassica
juncea L.) terhadap komposisi
media tanam.
Hipotesis Percobaan
Komposisi media
tanam mempengaruhi produksi
dan pertumbuhan tanaman
sawi (Brassica juncea L.)
Kegunaan
Penulisan
Adapun kegunaan
dari penulisan laporan
ini adalah sebagai
sebuah pembelajaran dalam
membuat sebuah laporan
bagi penulis secara
khusus dan penulis
berharap laporan ini dapat sebagai
pengetahuan yang baru
yang bermanfaat bagi
kalangan pembaca pada umumnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Klasifikasi tanaman
sawi adalah sebagai
berikut : Kingdom : Plantae, Devisi : Spermatophyta, Subdevisi :
Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Rhoeadales (Blassicales), Famili :
Cruciferae (Brassicaceae), Genus : Brassica, Spesies : Brassica juncea L. (Hardiyanto dkk., 2007).
Tanaman sawi
memiliki system perakaran
tunggang (Radix primaria) dan
memiliki cabang-cabang akar
yang berbentuk bulat
panjang (Silindris). Akar menyebar
ke segala arah pada
kedalaman 30-50 cm. fungsi
akar tanaman adalah menyerap air
dan unsur hara dari
dalam tanah serta
menguatkan berdirinya batang
tanaman (Rukmana, 2007).
Batang yang
dimiliki tanaman sawi
adalah batang yang
berukuran pendek dan
beruas-ruas, bahkan hampir
tidak kelihatan. Batangnya berfungsi
sebagai alat pembenmtuk
dan penopang daun
tanaman sawi (Zulkarnain, 2013).
Sawi memiliki
bentuk daun bulat
panjang (lonjong), ada yang lebar
dan ada yang sempit
berwarna hijau muda
sampai hijau tua. Daun
sawi juga memiliki
tangkai daun yang
panjang atau pendek, sempit atau
lebar, berwarna putih
sampai hijau, bersifat
kuat dan halus.
Sawi memiliki tulang
daun yang menyirip
dan bercabang-cabang serta
pelepah-pelepah daun tersusun
saling membungkus (Rukmana, 2007)
Bunga sawi
tersusun dalam tangkai
yang tumbuh memanjang
dan memiliki banyak
cabang. Setiap kuntum
bunga tersusun atas
empat helai kelopak
daun , empat helai
daun mahkota berwarna
kuning cerah, empat
helai benang sari
dan satu kepala
putik berongga dua
(Zulkarnain, 2013).
Tanaman sawi
memiliki buah dengan
tipe buah adalah
polong. Bentuk polongnya memanjang
dan berongga. Tiap
buah berisi 208
butir biji. Bijinya berbentuk
bulat kecil berwarna
coklat atau coklat
kehitam-hitaman (Rukmana, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman
sawi adalah daerah
yang bersuhu 15,6 derajat Celsius pada
malam hari dan
21,1 derajat Celsius di
siang hari. Untuk dapat
melakukan fotosintesis dengan
baik, sawi memerlukan
cahaya matahari selama 10-13 jam. Ada beberapa
varietas sawi yang
toleran dan dapat
tumbuh dengan baik
pada suhu 27-32 derajat Celsius
(Rukmana, 2007).
Tanaman sawi tidak
cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa dingin dengan suhu antara
15ºC-20ºC. Pada suhu dibawah 15ºC tanaman sawi cepat berbunga, sedangkan pada
suhu diatas 20ºC tanaman sawi tidak akan berbunga (Sudirman, 2009).
Daerah penanaman yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1200 meter dpl. Namun biasanya tanaman sawi ini dibudidayakan
didaerah berketinggian sekitar 100-200 mdpl. Sebagian besar daerah-daerah di
Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut (Haryanto dan Rahayu, 2008).
Menurut Cahyono (2003) kelembaban
udara yang sesuai
untuk pertumbuhan tanaman
sawi yang optimal
berkisar antara 80-90%.
Sawi termasuk jenis
sayuran yang tahan
terhadap hujan, sehingga
dapat ditanam pada
musim hujan dan
mampu memberikan hasil
yang baik.
Sawi
dapat ditanam daratan tinggi ataupun rendah. Akan tetapi umumnya sawi
diusahakan oleh orang yang hidup didaratan rendah yaitu, didaerah pekarangan,
ladang, atau sawah. Tanaman sawi jarang sekali dibudidayakan didaerah dataran
tinggi seperti daerah pegunungan (Syarifah, 2009).
Tanah
Tingkat keasaman (Ph) tanah yang
baik untuk tanaman
sawi adalah antara 6-7. Pada saat
melakukan penanaman sebaiknya
dilakukan pengukuran Ph
tanah, sehingga apabila
Ph tanah tidak
sesuai maka dilakukan
pengapuran. Tujuan pengapuran adalah
untuk menaikkan atu
menurunkan Ph tanah
agar sesuai dengan
Ph tanah untuk
penanaman sawi (Zulkarnain, 2013).
Walaupun dapat
ditanam pada berbagai
jenis tanah, tanaman
sawi lebih cocok
ditanam pada tanah
lempung berpasir seperti
jenis tanah andosol.
Sifat biologis tanah
yang baik untuk
pertumbuhan sawi adalah
tanah yang mengandung
banyak unsur hara. Tanah
yang memiliki banyak
jasad renik atau
organism pengurai dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman (Cahyono, 2003).
Pada
pH tanah yang rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan pada penyerapan hara
oleh tanaman sehingga seara menyeluruh tanaman akan terganggu pertumbuhannya.
Disamping itu, kondisi tanah yang masam dapat menjadi racun bagi tanaman
sehingga dengan demikian jika sawi ditanam dengan kondisi terlalu masam tanaman
akan menderita penyakit kronis dengan menunjukan gejala dalam berbintik-bintik
kuning dan urat-urat berwarna, pengganggu dari daun berukuran kecil bagian tepi
daun berkeriput (Lakmana, 2011).
Tanaman sawi
dapat dibudidayakan pada
berbagai ketinggian tempat.
Sawi juga memiliki
toleransi yang baik
terhadap lingkungannya. Namun,
kebanyakan daerah penghasil
sawi berada di ketinggian 100-500 mdpl (Zulkarnain, 2013).
Media Tanam
Pemilihan media
tanam yang tepat
akan memberikan pengaruh
yang baik terhadap
pertumbuhan tanaman. Kondisi
kesuburan media tanam
perlu dikelola agar
dapat mampu optimal menyokong
pertumbuhan tanaman sampai
panen. Salah satu media
tanam yang sampai saat
ini mudah diperoleh
yaitu tanah. Peningkatan
kesuburan tanah sebagai
media dapat dilakukan
dengan menambahkan bahan
organik lainnya sebagai
campuran baik saat
penyiapan media sebelum
penanaman maupun saat
berlangsungnya pertumbuhan tanaman.
Penambahan bahan organik
dapat dilakukan dengan
memanfaatkan limbah organik
yang tersedia, misalnya
arang sekam dan
serbuk gergaji. Penambahan
arang sekam pada
tanah dapat memberikan
hasil produksi yang
lebih tinggi dibandingkan
tanpa arang sekam (Gustia,
2013).
Berbagai komposisi
media tanam masing-masing
memiliki kandungan yang
berbeda-beda. Jenis-jenis media
tanam antara lain
pasir, tanah, pupuk kandang, sekam
padi, serbuk gergaji dan
sabut kelapa. Bahan-bahan tersebut
mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda sehingga perlu
dipahami agar media
tanam tersebut sesuai dengan
jenis tanaman. Untuk mengatasi
kelemahan tanah sebagai
media tanam sebaiknya
dikombinasikan dengan pasir
dan pupuk kandang atau
pasir dan sekam
padi dengan perbanddingan
1:1 (Nurhalisyah, 2007).
Selanjutnya Supriyanto dkk (2006),
mengemukakan media tanam
yang baik harus
mempunyai sifat fisik
yang baik, lembab,
berpori, drainase baik.
Umumnya, tanaman sawi dibudidayakan pada lahan
terbuka. Tanaman sawi untuk pertumbuhannya menginginkan tanah yang gembur,
banyak mengandung humus (subur) dan drainasenya yang baik. Sedangkan, derajat
keasamannya (pH) yang dikehendaki tanaman sawi adalah 6-7 (Hendro Sunarjono, 2011:
80).
BAHAN
DAN METODE
Tempat
dan Waktu Percobaan
Percobaan ini
dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2017 sampai dengan selesai. Adapun tempat
dilaksanakannya percobaan ini adalah di polybag masing–masing praktikan di Praktikum Dasar
Agronomi, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Bahan dan Alat
Adapun
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih tanaman sawi sebagai
bahan tumbuh, tanah sebagai media tanam yang akan digunakan, pasir sebagai
bahan tanam yang akan digunakan, air yang akan digunakan untuk menyiram
tanaman, kompos sebagai media tanam yang akan digunakan dan sebagai sumber hara
tanaman.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
cangkul yang digunakan untuk mengaduk/mencampurkan kompos dengan topsoil dan
pasir; ember yang berfungsi sebagai tempat takaran kompos, topsoil, dan pasir;
polybag adalah alat yang digunakan sebagai wadah tempat penanaman sawi; gembor
untuk menyiram sawi; penggaris untuk mengukur tinggi sawi setiap minggu; alat
tulis adalah alat untuk mencatat data hasil pengamatan tanaman sawi.
Metode Percobaan
Adapun
metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Jumlah
tanaman/polibag : 1 tanaman
1. Disiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan dalam menjalani percobaan.
2. Dibersihkan
material media tanam dari sampah dan akar-akar tanaman gulma yang mati.
3. Dicampurkan
semua bahan yang digunakan untuk media tanam dengan komposisi 2:2:1 yaitu
kompos, topsoil, dan pasir.
4. Dimasukan
campuran media tanam kedalam polybag seberat 1,5 kg lalu didiamkan selama
seminggu.
5. Disemai tanaman sawi selama kurang lebih 1 minggu dalam
bak kecambah
6. Disiram tanah yang ada didalam polibag agar tidak kering
7. Dipindahkan tananan sawi ke dalam polibag yang telah
dilubangi secukupnya setelah daun sawi tumbuh kira kira 2 helai
8. Disiramnya tanaman sawi setelah pindah tanam
9. Diletakkan tanaman sawi didaerah yang tidak langsung kena
sinar matahari dan tidak juga ternaungi
10. Dilakukan penyiraman 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan memakai semprotan
11. Disiramnya tanaman sawi tanpa semprotan setelah batang
tanaman mulai kuat
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang
digunakan untuk percobaan ini adalah berupa top soil, kompos, dan pasir dengan
perbandingan 1 : 1 : 2. Media tanam dicampurkan dan diaduk hingga semuanya
tercampur dengan merata. Persiapan ini dilakukan sebelum penanaman benih
dilakukan.
Penanaman
Benih
Sebelum penanaman
dilakukan, benih sawi ditanam didalam bak kecambah dan diberikan air secukupnya
setiap hari dan benih menerima cahaya matahari yang cukup sebelum dipindah
tanamkan tetapi tidak terkena cahaya matahari langsung.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman tanaman
dilakukan setiap hari setelah tanaman ditanam. Penyiraman ini dilakukan minimal satu kali sehari agar
pertumbuhan tanaman normal. Penyiraman dilakukan secukupnya jangan sampai
polybag tergenang air yang bisa menyebabkan busuk pada benih sawi.
Peubah
Amatan.
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran
tinggi tanaman diamati setelah 2 MST
dengan interval pengataman satu minggu sekali.
Jumlah
Daun (helai)
Data jumlah daun diambil satu minggu
sekali dan perhitungan jumlah daun tanaman dimulai pada saat tanaman telah
berumur 2MST
Bobot Tanaman (g)
Bobot tanaman sawi dapat dihitung
dengan menimbang sawi yang sudah dipanen mulai dari batang hingga daunnya dari
masing – masing sampel tanaman menggunakan timbangan.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Hasil
dari percobaan yang dilakukan pada awal penanaman 13 Mei 2017 dan diakhiri
dengan pemanenan pada 2 Juni 2017.
Tabel I. Parameter
Tinggi Tanaman Sawi (cm)
Pengamatan tanaman
|
MST
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
1
|
4
|
5,5
|
6,2
|
7,3
|
10
|
15,4
|
Tabel
II. Parameter Jumlah Daun Tanaman Sawi (helai)
Pengamatan tanaman
|
MST
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
1
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4
|
Tabel III. Bobot Tanaman Sawi (g)
Jumlah sampel
sawi
|
Bobot tanaman
sawi
|
1 sampel sawi
|
11
|
Pembahasan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan pada tanaman sawi penggunaan media tanam top soil,
kompos, dan pasir dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi di polybag
seperti pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi yang mengalami
peningkatan. Hal ini sesuai dengan literatur Gustia (2013) yang mengatakan
bahwa jenis
media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang digunakan harus mempunyai campuran bahan
organik tertentu yang dapat
menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun
bagi tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
percobaan yang diamati diperoleh tiga jenis hasil pendataan, yaitu :
1.
Tabel pertama mendata tinggi tanaman sawi
dalam satuan cm. Pada minggu pertama setinggi 4 cm, minggu kedua setinggi 5,5
cm, minggu ketiga setinggi 6,2 cm, minggu keempat setinggi 7,3 cm, minggu
kelima setinggi 10 cm dan minggu keenam setinggi 15,4 cm.
2.
Tabel kedua mendata jumlah daun pada tanaman
sawi. Pada minggu pertama jumlah daun sebanyak 2 helai, minggu kedua sebanyak 2
helai, minggu ketiga sebanyak 3 helai, minggu keempat sebanyak 5 helai, minggu
kelima sebanyak 7 helai.
3.
Tabel ketiga adalah data berat bobot
basah tanaman sawi dalam satuan gram yaitu 13 gram.
Saran
Dalam hal melakukan percobaan
tanaman sawi haruslah mengetahui seberapa besar intensitas cahaya matahari yang
diperlukan agar tanaman sawi dapat tumbuh secara optimal setiap harinya.
Praktikan juga harus selalu menjaga volume air didalam tanah (polybag) agar air
tidak membanjirin tanah karena jika air yang diberikan terlalu banyak dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman sawi. Pada saat pengambilan data pengamatan
setiap minggunya, haruslah dilakukan dengan teliti agar data yang diambil dapat
secara tepat dan akurat, dan juga tidak merusak daun-daun tanaman sawi
(tersobek).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar