Kamis, 07 Februari 2019

Budidaya Tanaman Perkebunan - Pemupukan Karet


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, karena banyak penduduk yang hidupnya mengandalkan komoditas ini baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan sumber devisa negara (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2003). Indonesia merupakan negara dengan luas areal perkebunan karet terbesar di dunia yaitu 3.4 juta hektar diikuti Thailand seluas 2.6 juta hektar dan Malaysia 1.02 juta hektar. Luasnya areal perkebunan yang dimiliki oleh Indonesia tidak diikuti oleh produksi yang tinggi.
            Produksi karet Indonesia tercatat sebesar 2.7 juta ton berada dibawah produksi Thailand yang mencapai 3.1 juta ton dan diatas produksi karet Malaysia mencapai 1.1 juta ton (BPS 2012). Dari data tersebut terlihat tidak seimbangnya hasil produksi karet terhadap luasan lahan yang dimiliki oleh Indonesia, dimana untuk luasan lahan menduduki peringkat pertama sedangkan produksi yang dihasilkan berada pada peringkat kedua. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya produksi karet.
            Peningkatan produktivitas tanaman karet sangat perlu dilakukan, melihat prospek dan pengembangan agribisnis karet sangat bagus. Perkebunan karet di Indonesia dalam pengembangannya dikelola oleh rakyat, perkebunan negara, dan perkebunan swasta. Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam peningkatan produktivitas tanaman karet adalah dengan menerapkan praktik pertanian sesuai dengan rekomendasi dari balai penelitian tanaman karet, terutama pada kagiatan pemeliharaan tanaman khususnya pemupukan.
            Pemupukan merupakan salah satu upaya dalam menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, terutama bagi tanaman karet yang umumnya ditanam pada tanah miskin hara. Selain itu, pemupukan juga merupakan salah satu kegiatan kultur teknis dalam budi daya tanaman karet. Menurut Siregar dan Suhendry (2013) efektivitas dan efisiensi pemupukan sangat tergantung pada manajemen atau pengelolaannya di lapangan, yang nantinya akan sangat berperan dalam menetukan berbagai proses menuju realisasi produksi.
            Pemupukan yang tidak tepat merupakan salah satu penyebab terlambatnya matang sadap dan rendahnya produktivitas tanaman karet. Oleh karena itu, pengelolaan hara di perkebunan karet menjadi sangat penting untuk diperhatikan dari segi ekonomi dan efisien pupuk yang dimanfaatkan (Samarappuli 2000).
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. apakah manfaat dan tujuan dari pemupukan tanaman karet?
2. bagaimana dosis dan cara pemupukan tanaman karet?
3. bagaimana pemupukan yang tepat dan efektif pada tanaman karet?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui manfaat dan tujuan pemupukan tanaman karet.
2.      Untuk mengetahui dosis dan cara pemupukan tanaman karet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

        Pada dasarnya pemupukan bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah serta menjaga kelestariannya, menjaga keseimbangan hara tanah dan tanaman, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan dan mempertahankan produksi, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit (Thomas dkk, 2010).
        Secara umum tanaman karet yang kurang atau tidak mendapat pemupukan yang sempurna akan menunjukkan gejala tanaman kerdil, daun berwarna pucat dengan ukuran kecil, ukuran lilit batang lebih kecil dari ukuran standar, periode TBM lebih dari 6 tahun, produksi karet kering jauh di bawah angka taksiran, jika daunnya dianalisir dilaboratorium angka-angka N,P,K dan Mg berada di bawah angka optimum, dan jika tanahnya dianalisis dilaboratorium angka-angka N,P,K dan Mg berada pada taraf di bawah rendah sampai dengan sangat rendah (Thomas dkk, 2010).
              Menurut Siagian, dkk (2009) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pemupukan, yaitu lokasi letak tebar pupuk harus bebas dari gulma, dua minggu setelah pemupukan letak tabor pupuk harus dibersihkan/disemprot, Jika menggunakan pupuk tunggal, pencampuran pupuk harus benar-benar homogeny dan campuran pupuk segera digunakan dan tidak dianjurkan melebihi waktu 24 jam setelah dicampur ( untuk menjamin efektivitas pemupukan sebaiknya masing-masing pupuk tunggal tersedia dalam waktu yang bersamaan), keadaan tanah yang lembab pada saat aplikasi pupuk sangat diperlukan untuk menjamin daya larut pupuk (sebaiknya pemupukan dilakukan setelah hujan turun dengan curah hujan ≥ 60 mm/bulan).





BAB III
PEMUPUKAN TANAMAN KARET FASE TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM)  DAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)

3.1. Pengertian, Maksud dan Tujuan Pemupukan
              Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.
              Menurut Sutedjo (2002), pemupukan adalah pemberian/penambahan bahan-bahan/zat-zat pada tanaman/tanah untuk mencukupi keadaan makanan atau unsur hara dalam tanah yang tidak cukup terkandung didalamnya. Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman, unsur N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium) merupakan tiga unsur utama yang diberikan pada tanaman.
Maksud pemupukan adalah memberikan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman karet yang dosis dan jenisnya diselaraskan dengan kondisi tanah dan kelas kesesuaian lahannya serta tahap pertumbuhan karet.
Tujuannya adalah agar tanaman karet secara vegetatif tumbuh optimal sehingga memiliki pertumbuhan lilit batang yang besar, berkulit tebal dan pertumbuhan tinggi tanaman dapat lebih optimal untuk layak sadap nantinya. Produksi lateks yang berkuantitas tinggi dan berkualitas baik berasal dari pohon karet unggul yang dipelihara (khususnya pemupukan) secara baik dan mendapatkan unsur hara secara lengkap, sesuai dengan umur tanamannya.
Pemupukan juga bertujuan agar kanopi pohon karena cepat berkembang sehingga permukaan tanah cepat tertutup.  Dengan demikian, permukaan tanah tidak sepenuhnya terbuka.  Tanah yang terbuka akan menyebabkan mudahnya perkembangan gulma.
Pohon yang mengalami kekurangan hara atau stress nutrisi akan terlihat pada perkembangan batang yang kurang mulus.  Lingkar batang kecil,  kemulusan bidang sadap tidak sempurna.  Struktur kulit batang yang mulus adalah kulit yang menjadi bidang sadap yang baik tidak terdapat cacat, mengeras (membentuk pulau) atau kelainan kulit lainnya yang dapat mengganggu kelancaran menorehan (penyadapan).
3.2. Ketepatan Pemupukan
            Keterlambatan matang sadap dan rendahnya produktivitas yang dihasilkan tanaman karet salah satunya dapat disebabkan ketidaktepatan pemupukan yang dilakukan. Ketepatan pemupukan berkaitan dengan efektivitas dan efesiensi penggunaan pupuk. Boerhendhy dan Amypalupy (2011) menyatakan bahwa penggunaan pupuk akan lebih efisien, jika status hara tanaman dikoreksi terlebih dahulu sebelum menentukan takaran pemupukan. Analisis hara tanaman dapat dilakukan secara teratur untuk menetapkan kebutuhan hara tanaman, serta memperhatikan ketepatan dosis atau jumlah pupuk, waktu dan cara pemupukan.
1. Tepat dosis pupuk.
            Jumlah hara yang dibutuhkan tanaman karet dapat  ditentukan dengan cara analisis tanah dan analisis daun tanaman. Analisis tanah untuk tanaman karet minimal dilakukan setahun sekali dalam lima tahun, karena siklus hara pada tanaman karet dapat dilihat saat terjadi gugur daun. Analisis daun tanaman dapat dinilai dengan melihat gejala defisiensi hara dalam daun secara visual, untuk tanaman karet sebaiknya dilakukan setiap tahun (Siregar dan Suhendry 2013).
            Dosis pupuk harus diberikan dalam jumlah cukup. Dosis pupuk yang terlalu sedikit, hanya akan dimanfaatkan oleh jasad renik dalam tanah, sedangkan tanaman pokok mungkin kurang bisa memanfaatkannya. Sebaliknya dosis pupuk yang terlalu tinggi merupakan pemborosan.
2.      Tepat waktu pemupukan.
          Pemupukan yang efektif dilakukan saat tanah mengandung cukup air, yaitu pada awal musim hujan atau akhir musim hujan. Waktu pemupukan harus disesuaikan dengan keadaan tanaman dan juga curah hujan. Saat pemupukan yang terbaik ketika tanaman memberikan respon paling baik dan lengas tanah cukup lembab. Bila curah hujan minimal 100 mm/bulan, dapat dikatakan tanah cukup lembab. Pada TBM dianjurkan memupuk menjelang pembentukan kuncup daun baru agar dapat mendorong pertumbuhan aktif.
            Pemberian pupuk yang tepat pada tanaman karet adalah saat tanaman sedang membentuk tunas-tunas baru (flush), setelah tanaman mengalami gugur daun alamiah serentak atau bertahap, serta perlu juga diperhatikan jenis pupuk yang akan digunakan lambat larut atau mudah larut.
3. Tepat cara pemupukan
            Hara pupuk diserap oleh tanaman akan optimal hjika letak pupuk bebas dari persaingan gulma. Selain itu, letak tebar pupuk diusahakan bertumpang tindih dengan penyebaran akar tanaman. Pupuk dapat diberikan dengan cara ditabur atau cara dibenam. Dasar pertimbangan untuk ini adalah biaya aplikasi, jumlah tenaga kerja dan resiko kehilangan hara. Pemupukan dengan cara ditabur, kehilangan hara sekitar 30 %. Dengan dibenam sedalam 2cm dari permukaan tanah, kehilangan hara sekitar 2 %
4. Tepat tempat pemupukan
            Pemberian pupuk yang efektif terjadi pada lokasi perakaran rambut terbanyak  yang diikuti dengan perkembangan tajuk. Pada areal berteras perakaran rambut terbanyak di bibir teras, tetapi tempat ini peka erosi, untuk itu letak pemberian pupuk disarankan di teras.          

3.3. Dosis Pemupukan        
            Pelaksanaan pemupukan meliputi pemupukan di kebun seedling (batang bawah), di kebun entres dan di pembibitan (setelah okulasi), pada masa tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pada saat tanaman menghasilkan (TM).

1.  Pemupukan di Pembibitan
Pembibitan karet terdiri dari pembibitan kebun entres (budwood), pembibitan  batang bawah (rootstock) dan pembibitan setelah okulasi (grafthing). Lahan untuk pem-bibitan biasanya telah dipilih pada areal terbaik yaitu pada bentuk wilayah datar, dekat air dan tanah masih memiliki top soil. 
1.1. Pemupukan di kebun entres (budwood)
Tanaman entres menyediakan mata entres yang akan ditempelkan ke batang bawah. Tanaman entres dipilih dari tanaman karet unggul yang memiliki kulit tebal, ber-potensi memberikan produksi lateks yang tinggi dan tahan terhadap hempasan angin kencang. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk tunggal maupun pupuk majemuk dengan dosis dan frekuensi pemberiannya seperti tertera pada Tabel 1.     Tabel 1. Dosis pupuk dan frekuensi penaburannya di Kebun Entres
Umur
(tahun)
Jika digunakan pupuk tunggal (g/ph/th)
Frekuensi penaburan
Urea
TSP
KCl
Kieserit
1
30
30
30
10
2 kali/th
2
30
30
40
10
2 kali/th
3 dst.
50
40
60
15
2 kali/th




1.2.   Pemupukan di areal pembibitan batang bawah (rootstock)
Pemupukan di pembibitan yang masih dalam stadia seedling untuk batang bawah (rootstock) dan pemupukan setelah diokulasi. Batang bawah atau seedling karet dipilih dari seedling karet unggul yang telah diketahui memiliki perakaran baik dan dapat menunjang pohon setelah diokulasi. Dosis dan jenis pupuk serta frekuensi penabur-annya pada seedling  tertera pada Tabel 2.
   Tabel 2..Dosis dan jenis pupuk di bibit Batang Bawah
Umur
(bulan)
Jika digunakan pupuk tunggal (kg/ha)
Urea
TSP
KCl
Kieserit **)
1
150
100
125
50
2
175
175
200
75
3
175
175
200
75
4
175
175
200
75
*)
300
300
450
100
*) Pemupukan selanjutnya setiap
**) Kieserit dapat diganti dengan dolomit dengan mengalikannya dengan angka 1,5.

1.3.   Pupuk di areal bibitan dalam polibeg. (setelah okulasi) 
Pemupukan di dalam polibeg harus lebih berhati-hati karena volume tanah yang terbatas atau dengan berat tanah di dalamnya hanya sekitar 15 kg saja. Jika pupuk diberikan melebihi dosisnya maka tanaman akan segera mengalami stress karena plas-molisa akibat dari kekurangan air. Polibeg berukuran 40x25 cm digunakan untuk peng-isian tanah untuk bibitan yang telah diokulasi baik melalui okulasi hijau maupun okulasi cokelat. Untuk tempat tanam bibit hasil okulasi cokelat dapat digunakan polibeg dengan ukuran lebih besar. Dosis dan jenis pupuk untuk bibit di polibeg tertera pada Tabel 3.     
Tabel 3..Dosis dan jenis pupuk di Polibeg

Umur
(bulan)
Jika digunakan pupuk tunggal (g/polibeg)
Urea
TSP
KCl
Kieserit
0*)
2
3
1
1
1
5
6
2
2
2
5
6
2
2
3
5
6
2
2
**)
5
6
2
2
Catatan: *) 1 minggu setelah tanam di polibeg; **) Dan seterusnya setiap bulan

2.   Pemupukan di Lapangan
            Pemupukan di Lapangan terdiri dari pemupukan pada masa tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pada tanaman menghasilkan (TM), Tanaman karet umumnya sudah bisa dideres mulai menginjak umur 6 tahun di lapangan, Cepat-lambatnya mulai penderesan tergantung dari pemeliharaan semenjak di pembibitan, dosis dan frekuensi pemupukan pada masa TBM.

a.       Fase TBM
Tabel 4. Dosis dan jenis pupuk serta frekuensi penaburannya pada Karet TBM
Umur
(tahun)
Jika digunakan pupuk tunggal (g/ph/th)
Frekuensi penaburan **)
Urea
TSP
KCl
Kieserit*)
1
250
150
100
50
2-3 kali/th
2
250
250
200
75
2-3 kali/th
3
250
250
200
100
2-3 kali/th
4
300
250
250
100
2-3 kali/th
5
300
250
250
100
2-3 kali/th
*)  Kieserit dapat diganti dengan dolomit dengan mengalikannya dengan angka 1,5.
**) Frekuensi penaburan pupuk dapat ditambah tergantung optimalnya kelembaban tanah.
Catatan: Pada saat tanam seluruh lobang tanam diberikan pupuk RP dengan dosis 250 g/lobang dicampur dengan
tanah di lobang tanam.





Tabel 5. Dosis pemupukan karet sebelum sebelum menghasilkan berdasarkan jenis tanahnya
Umur
(bulan)
Pupuk (gram/pohon)
Urea
DS
KCl

Podsolik Merah
Latosol Kuning
Podsolik Merah
Latosol Kuning
Podsolik Merah
Latosol Kuning
3
21,27
21,73
31,97
20,72
13
15
9
43,47
43,47
63,94
41,44
26
30
15
65,21
65,21
95,92
62,17
36
45
21
86,95
86,95
127,89
82,89
52
60
27
108,69
108,69
159,86
103,61
65
75
33
130,43
130,43
192,84
124,93
78
90
39
173,91
173,91
255,78
157,85
104
120
45
217,39
217,39
319,73
383,68
150
150
51
260,86
260,86
383,68
207,23
156
180
b.      Fase TM
Tabel 6. Dosis dan jenis pupuk serta frekuensinya pada Karet TM

Umur
(tahun)
Dosis umum anjuran pemupukan (gram/pohon/tahun) tanaman karet menghasilkan sampai umur tanaman >25 tahun
Frekuensi penaburan
***)
Jenis pupuk

Urea
TSP
KCl
Kieserit *)
6-15
350
200
300
75
2-3 kali/th
16-23
300
150
250
75
2-3 kali/th
24-25
300
100
250
75
2-3 kali/th
>25
200
-
200
-
2-3 kali/th
Sumber: Pusat Penelitian Karet (Taryo Adwiganda,1992 dan Chairil Anwar, 2001)
Catatan: *) Dosis kieserite dapat diganti dengan dolomit dengan mengalikan dosis tersebut dengan angka 1,5.
**) Dua tahun menjelang tanam ulang, tanaman karet tidak perlu dipupuk; ***) Frekuensi penaburan pupuk dapat ditambah tergantung optimalnya kelembaban tanah.
Tabel 7. Dosis pemupukan karet pada masa tanaman menghasilkan berdasarkan jenis tanah
Jenis pupuk (gr/pohon)
Podsolik Merah
Latosol Kuning
Urea
280,86
280,86
DS
383,68
157,86
KCl
156,00
180,00




3.4. Cara Pemupukan
Pemupukan dapat diberikan langsung ke tanah dan pemupukan melalui daun. Pemupukan melalui tanah umumnya diberikan dalam bentuk butir, tepung, tablet atau larutan.
1)      Pemupukan dengan butiran (granular)
a.       Dengan cara sebar
Pemupukan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu langsung ditabur di atas permukaan tanah di bawah tajuk pohon, tanah di sekitar pohon dicangkul ringan terlebih dahulu kemudian pupuk ditabur, pupuk dibenam di beberapa tempat di sekitar pohon, dan pupuk dibenam dalam alir atau parit dangkal di sekitar pohon atau memanjang sepanjang barisan tanaman. Adapun frekuensi pemupukan sebagai berikut :
Tabel 6. Lokasi penebaran pupuk sebagai berikut :
Umur Tanaman setelah tanam (bulan)


Lokasi penebaran pupuk

5
Disebar di piringan pohon, pupuk ditabur mulai dari jarak 20 cm s/d 60 cm dari pohon
8
Disebar di piringan pohon, pupuk ditabur mulai dari jarak 30 cm s/d 75 cm dari pohon

12
Disebar di piringan pohon, pupuk ditabur mulai dari jarak 35 cm s/d 80 cm dari pohon

15
Disebar di piringan pohon, pupuk ditabur mulai dari jarak 35 cm s/d 85 cm dari pohon

18
Disebar di piringan pohon, pupuk ditabur mulai dari jarak 40 cm s/d 90 cm dari pohon
24
Disebar di piringan pohon, pupuk ditabur mulai dari jarak 45 cm s/d 100 cm dari pohon

25-36
Disebar pada jalur tanam mulai dari jarak 90 cm s/d 165 cm dari barisan pohon

37-48
Disebar pada jalur tanam mulai dari jarak 100 cm cm s/d 175 cm dari pohon

>49
Disebar pada jalur tanam mulai dari jarak 100 cm cm s/d 175 cm dari pohon



b.      Dengan cara membuat parit dangkal
Cara pemberian pupuk pada tanaman muda adalah dengan membuat parit dangkal disekeliling pohon atau pada jarak tertentu dari batang pohon.  Parit dibuat dengan melihat perkembangan kanopi.  Setelah pohon besar, maka pemberian pupuk diberikan pada larikan di tengah.
2)      Pemupukan dengan tablet
Pemupukan dengan tablet mempunyai keuntungan yaitu lebih efektif  dan efisien, karena bentuknya padat,  sehingga :
-          Kehilangan hara dari pupuk yang terjadi melalui proses pencucian dan erosi dapat dikurangi
-          Hara pupuk larut dengan proses lepas lambat (slow release) sehingga secara efektif dan efisien dapat diserap oleh tanaman
-          Aplikasi pupuk lebih mudah, menghemat tenaga dan biaya
            Contoh pupuk yang dimaksud adalah Gramafix®Karet, yaitu pupuk majemuk lengkap tablet yang diformulasi dan diproduksi spesifik bagi tanaman karet. Dengan kandungan lengkap meliputi hara makro primer (N, P, K), makro sekunder (Mg, S, dan Ca), dan mikro elemen esensial ( Fe, B, Bo, Mn, Zn, dan CI) yang disajikan dalam bentuk tablet 10 gram, pupuk ini sangat membantu petani karet mendapatkan berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Cara aplikasinya sebagai berikut :
1.      Buat lingkaran atau piringan di sekitar pangkal batang.
2.      Tentukan dan tugal titik-titik lubang untuk menempatkan pupuk Gramafix®Karet searah keempat penjuru mata angin (4 atau 8 titik).
3.      Masukkan Gramafix®Karet, setengah dosis anjuran/tahun (dibagi secara merata di setiap titik) di kedalaman 10 - 15 cm dari muka tanah.
4.      Lakukan pemupukan setiap enam bulan sekali atau dua kali dalam setahun dengan waktu pemupukan pada awal dan atau akhir musim hujan.
            Contoh aplikasinya sebagai berikut. Pemupukan terhadap tanaman karet (TM 4) dengan dosis 160 kg/hektar/ tahun atau 200 gram/pohon/6 bulan seperti yang tertera di kemasannya dapat dibuat empat titik tugal atau lubang. Selanjutnya setiap lubang diisi atau dibenami Gramafix®Karet sebanyak lima butir (per butir 10 gram). Setelah pupuk dibenamkan, lubang ditutup kembali. Dianjurkan pada saat pemupukan ini di sekitar tanaman bersih dari rumput pengganggu.
3.5 Pemupukan Efektif
Pemupukan Efektif bila:
1. Akar hara/rambut banyak          
Unsur hara diserap langsung melalui akar hara sehingga penempatan pupuk memperhatikan  jangkauan dan keberadaan akar hara/rambut.
2. Teras terpelihara/tidak terjadi erosi
Kondisi tanah yang baik akan berpengaruh pada proses penyerapan air dan hara, serta memudahkan pemeliharaan tanaman dan panen.

3. Gulma terkendali dan bebas gangguan penyakit
Kondisi tanaman yang kurang baik dan adanya gulma menyebabkan penyerapan hara tidak maksimal dan tejadi persaingan/perebutan hara. Setiap akan melakukan pemupukan, kuirang lebih satu minggu sebelumnya perlu dilakukan pembersihan gulma karena gulma dapat menyerap sebagian dari pupuk yang ditabur, yang akhirnya merugikan tanaman karetnya.
4. Kondisi Tajuk
Kondisi tajuk tanaman menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap hara yang diberikan melalui pupuk.










BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari pembahasan tersebut adalah:
1.      Pemupukan sangat penting bagi tanaman karet yaitu agar tanaman karet secara vegetatif tumbuh optimal sehingga memiliki pertumbuhan lilit batang yang besar, berkulit tebal dan pertumbuhan tinggi tanaman dapat lebih optimal untuk layak sadap nantinya serta produksi lateks yang berkuantitas tinggi dan berkualitas baik.
2.      Dosis dan cara aplikasi pupuk pada tanaman karet bergantung pada jenis tanah, dan umur tanaman.
3.      Keberhasilan pemupukan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dosis pupuk, jenis pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan, cara pemupukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar