BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang
diinginkan oleh konsumen.
Dalam
mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah
satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut
penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan
tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan
bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan
produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Strategi
pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya.
Bauran
pemasaran atau marketing mix merupakan suatu perangkat yang akan menentukan
tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ini di tunjukan untuk
memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih. Pada
hakekatnya bauran pemasaran (marketing mix) adalah mengelola unsur-unsur
marketing mix supaya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan
tujuan dapat menghasilkan dan menjual produk dan jasa yang dapat memberikan
kepuasan pada pelanggan dan konsumen.
Mengingat
semakin ketatnya persaingan karena semakin banyak perusahaan yang terlibat
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan perusahaan harus
menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen. Bauran pemasaran merupakan salah
satu strategi pemasaran untuk menyampaikan informasi secara luas,
memperkenalkan suatu produk barang dan jasa, merangsang konsumen untuk memberi
bahkan menciptakan preferensi pribadi terhadap image suatu produk. Oleh karena
itu bauran pemasaran dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang paling
potensial di dalam memasarkan produk.
Strategi bauran pemasaran yaitu : produk, harga, promosi dan tempat sangat berperan terutama pada keadaan
persaingan yang semakin tajam dan perkembangan akan permintaan barang.
Didalamya keadaan persaingan yang sangat tajam dewasa ini terutama dalam pasar
pembeli, peranan penetapan harga dan promosi penjualan sangat penting terutama untuk
membangun komitmen dan loyalitas pelanggan.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Apa yang dimaksud dengan strategi pemasaran?
2)
Apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran?
3)
Bagaimana sejarah Teh Botol Sosro?
4)
Bagaimana bauran pemasaran produk Teh Botol
Sosro?
1.3 Tujuan Penulisan
1)
Apa yang dimaksud dengan strategi pemasaran?
2)
Apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran?
3)
Bagaimana sejarah Teh Botol Sosro?
4)
Bagaimana bauran pemasaran produk Teh Botol
Sosro?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang
perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan tersebut. Di samping kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu
mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar perusahaan
berjalan dengan baik. Dalam hal ini perlu diketahui beberapa definisi
pemasaran.
Menurut Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain” (1997:8).
Sedang definisi menurut William J. Stanton, (1984:7)
yaitu: “Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
- barang yang memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini
maupun konsumen potensial”.
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan -
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu dan Hani
2004:4).
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang
dikoordinasikan dan dikelola dengan baik. Definisi manajemen pemasaran menurut
Kotler yang dikutip Basu Swastha dan Hani Handoko, (1997:4) sebagai berikut:
“Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program-program
yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud
untuk mencapai tujuan perusahaan”.
Konsep pemasaran merupakan falsafah perusahaan yang
menyatakan bahwa keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan
dan kebutuhan konsumen. Definisi konsep pemasaran menurut Basu Swastha
(2002:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan”.
Definisi menurut Basu Swastha (2002:17) Konsep pemasaran
adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar ke
dalam. Konsep ini diawali dengan mendefinisikan pasar yang jelas berfokus pada
kebutuuhan pelanggan, memadukan semua sistem kegiatan yang akan memengaruhi
pelanggan dan menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Konsep pemasaran
bersandar pada empat pilar utama.
1.
Pasar sasaran tidak ada perusahan yang dapat beroperasi disemua pasar
dan memuaskan semua kebutuhan dan juga tidak ada yang dapat beroperasi dengan
baik dalam pasar yang luas, sehingga jika suatu perusahaan itu ingin berhasil
maka ia harus dapat mendefinisikan pasar sasaran meraka dengan cermat dan
menyiapkan program pemasaran.
2.
Kebutuhan pelanggan, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak
selalu merupakan tugas yang sederhana dikarekan beberapa pelanggan itu memiliki
kebutuhan sendiri yang tidak mereka sadari atau mereka tidak dapat mengutarakan
kebutuhan - kebutuhan ini.
3.
Pemasaran terpadu, jika semua departemen bekerja sama melayani
kepentingan pelanggan maka hasilnya adalah pemasaran terpadu. Pemasaran terpadu
berjalan dalam dua tahap yaitu :
a.
Tahap Pertama : beragam fungsi pemasaran, tenaga penjualan periklanan,
manajemen produk, riset pemasaran dan lainnya harus bekerja sama.
b.
Tahap Kedua : pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik pada bagian
lain perusahaan.
c.
Profitabilitas, tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi
mencapai tujuan mereka.
2.2 Bauran Pemasaran
Strategi pemasaran bagi setiap perusahaan merupakan suatu
rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memuaskan konsumen. Strategi
pemasaran yang berhasil umunya ditentukan oleh satu variabel atribut
pemasarannya.
Marketing mix merupakan variabel - variabel yang dipakai
oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen. Variabel yang terdapat didalamnya adalah produk, harga,
distribusi, dan promosi.
Definisi bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong
(2001) adalah sebagai berikut: Seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol
yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan-kemungkinan itu
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan “Empat
P”: product, price, place, promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi).
2.1.1 Product (Produk)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang atau
pribadi, tampat, organisasi, dan ide. Jadi produk bisa berupa manfaat tangible
maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan (Tjiptono, 2002).
Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong (1997)
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi
konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian. Sedangkan Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Tingkatan Produk menurut Kotler & Armstrong(1997) dalam
merencanakan produk atau apa yang hendak ditawarkan ke pasar, para pemasar
perlu berpikir melalui lima tingkatan produk dalam merencanakan penawaran
pasar. Lima tingkatan produk tersebut terdiri dari:
a)
Manfaat Inti (core benefit) Yaitu jasa atau manfaat
fundamental yang benar-benar di beli oleh pelanggan. Misal: kasus hotel, dimana
tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”.
b)
Produk dasar (basic product). Para pemasar harus mengubah
manfaat inti menjadi produk generik (generic product), yaitu versi dasar dari
produk tersebut. Dengan demikian sebuah hotel akan terdiri dari gedung dengan
kamar-kamar yang disewakan.
c)
Produk yang diharapkan (expected product). Sekumpulan
atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui oleh pembeli ketika
mereka membeli produk tersebut. Misal: tamu hotel mengharapkan ranjang yang
bersih, sabun dan handuk, lemari pakaian, dan suasana yang tenang.
d) Produk yang ditingkatkan (augmented
product). Layanan dan manfaat tambahan yang membedakan penawaran perusahaan
dari penawaran pesaing. Misal: sebuah hotel dapat melengkapi produknya dengan
menambahkan seperangkat televisi, shampo, pemesan kamar yang cepat, makan malam
yang lezat.
e)
Produk yang potensial (potensial product). Mencakup semua
peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa
depan.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa produk
adalah segala sesuatu yang ditawarkan oleh seseorang atau organisasi yang
mempunyai manfaat, baik berupa benda nyata maupun benda abstrak atau tidak
berwujud yang tujuannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan hendaknya adalah sebuah produk yang
menarik, mempunyai penampilan bentuk fisik yang bagus dan yang lebih dikenal
mudah diucapkan, dikenali dan diingat dan sebagainya.
1.Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian
(Tjiptono, 2002).
a. Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/lambing,
desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.
Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten
menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para
pembeli.
b.Kemasan
Kemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan
dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.
c.Pelayanan
Merupakan ciri pembentuk citra produk yang sulit dijabarkan
karena bersifat intangible(tidak berwujud) ini biasanya terdapat pada service
atau jasa.
d.Jaminanan produk
Bertujuan untuk menyakinkan konsumen bahwa perusahaan akan
mengganti produk yang sudah dibeli bila terdapat cacat pada produk tersebut.
2. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut
pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga kelompok utama yaitu (Tjiptono,2002):
a.Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
b.Barang Tahan Lama (durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya
bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian.
c. Jasa (Service)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual.
2.1.2 Price (Harga)
1.Definisi harga
Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya
tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, dan sebagainya. Dari sudut
pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2002)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran
yaitu product, price, place, promotion. Harga merupakan salah satu penentu
keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baikberupa barang atau
jasa. Disamping itu harga merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat Kotler, (1997).
Sedangkan menurut Alma, (2003) produsen harus pandai
menetapkan kebijaksanaan harga, tinggi atau rendahnya harga yang ditetapkan
harus berpedoman pada :
a)Keadaan/kualitas barang,
b)Konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi, sedang, atau
rendah, konsumen perkotaan atau pedesaan,
c)Suasana pasar, apakah produknya baru dikenalkan ke pasar
atau produk menguasai pasar, produk sudah melekat dihati konsumen atau banyak
saingan.
2. Jenis Penetapan Harga
a.
Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas kesediaan
untuk memotong harga demi mempertahankan bagian pasar.
b.
Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok
untuk sejenis produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya yang berbeda.
c.
Penetapan harga mark–up adalah dengan menetapkan harga jual
dilakukan dengan cara menambah suatu persentase tertentu dari total biaya variabel
atau harga beli dari seorang pedagang.
d.
Penetapan harga cost plus adalah penetapan harga jual dengan
cara menambah persentase tertentu dari total biaya.
3.Tujuan Penetapan Harga
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga
(Tjiptono, 2002), yaitu:
a) Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap
perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi.
Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global
dimana kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak variabel yang
berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, maksimisasi laba sangat
sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan jumlah penjualan
yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu.
b) Tujuan Berorientasi pada Volume
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target
volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan penerbangan. Hal ini dikarenakan biaya penerbangan untuk
satu pesawat yang terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak
berbeda.
c) Tujuan Berorientasi pada Citra
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk
atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat
digunakan untuk membentuk citra nilai (image of value), misalnya dengan
memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga terendah di suatu wilayah
tertentu. Pada hakikatnya baik penetapan harga tinggi maupun harga rendah
bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap seluruh bauran produk yang
ditawarkan perusahaan.
d) Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga,
bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus
menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya
tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak
bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan
hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri
(industry leader).
e) Tujuan-tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah. Organisasi non profit juga dapat
menetapkan tujuan penetapan harga yang berbeda, misalnya untuk mencapai partial
cost recovery, full cost recovery, atau untuk menetapkan social price.
4. Metode Penetapan Harga
Secara garis besar metode penetapan harga dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu (Tjiptono, 2002):
1.
Metode penetapan harga berbasis permintaan.
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi
selera dan preferesi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan
persaingan.
2.
Metode penetapan harga berbasis biaya.
Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah
aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan
berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu
sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead,dan laba.
3.
Metode penetapan harga berbasis laba.
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya
dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume
laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau
investasi.
4.
Metode penetapan harga berbasis persaingan.
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau
laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang
dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri dari
costumary pricing,above, at, or below market pricing,loss leader pricing dan
sealed bid pricing
2.1.3 Place (Tempat)
1.Definisi Place
Termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia
bagi konsumen sasaran. Guna mencapai sasaran bagi produk yang akan siap
dipasarkan ke masyarakat luas, maka produk memakai suatu sarana yang disebut
dengan saluran distribusi. Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menyalurkan, menyebarkan, serta menyampaikan barangyang
dipasarkannya kepada konsumen. Saluran distribusi sangat diperlukan, bahwa
tidak mungkin bagi produsen untuk mengalokasikan secara langsung kepada
konsumen, saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai berikut: Saluran
distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat
dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siapuntuk digunakan atau
dikonsumsi (Kotler dan Armstrong, 1998).
2. Peranan Perantara
Dalam Pemasaran
Yang dimaksud dengan perantara adalah orang atau perusahaan
yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen
industrial (Stanton, 2005). Dalam hal ini produsen dan konsumen dihubungkan ke
dalam kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang-barang yang dihasilkan
produsen kepada konsumen.Secara umum perantara terbagi atas merchant middlemandan
agent middlema. Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang untuk
kemudian dijual kembali. Sedangkan yang disebut dengan agent middleman adalah
perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan melakukan transaksi
atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang dinegosiasikan.
2.1.4 Promotion (Promosi)
1. Definisi Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Promosi pada hakikatnya adalah semua kegiatan yang
dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar
sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang
paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk
mendorong orang untuk bertindak (Tjiptono, 2002).
2.Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya. Tujuan promosi adalah sebagai berikut
(Tjiptono, 2002):
a.Menginformasikan (Informing)
b.Membujuk pelanggan sasaran (Persuading)
c.Mengingatkan (Reminding)
Andaleeb dan Conway (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
“Customer satisfaction in the restaurant industry: an examination of the
transaction-spesific model” menggunakan strategi pemasaran yang mempengaruhi
kepuasan konsumen pada industri restoran. Strategi tersebut adalah:
1.
Responsiveness
Dewasa ini konsumen memiliki orientasi yang lebih kompleks
terhadap jasa layanan perusahaan. Salah satu orientasi konsumen adalah
memperoleh pelayanan yang cepat.
2.
Food quality/reliability
Konsumen akan puas jika sebuah restoran mampu menyediakan
kualitas makan yang baik, dengan rasa yang enak. Dapat dipahami bahwa saat
konsumen datang ke sebuah restoran, konsumen mengharapkan dapat menikmati menu
makanan dan minuman dengan kualitas yangbaik serta rasa yang enak.
3.
Pshycical design and appearance
Kepuasan konsumen pada penyedia jasa layanan restoran juga
dipengaruhi oleh desain fisik atau tampilan restoran. Restoran yang memiliki
fasilitas fisik dan tampilan yang baik akan memberikan stimuli positif bagi
konsumen.
4.
Price
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa,
setiap perusahaan harus menerapkan harga secara tepat. Harga merupakan
satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan, sedangkan ketiga lainnya menyebabkan timbulnya biaya atau
pengeluaran.Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan
untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang
menyertainya (Stanton, 2005). Konsumen biasanya akan puas jika apa yang ia
bayarkan sesuai dengan apa yang ia terima.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Teh Botol Sosro
PT Sinar Sosro berdiri
pada tahun 1974, PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap minum
dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Sosro merupaka
pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama
sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO. Tahun 1940,
Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa
Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering
dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah
Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan
merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang
sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah.
Perjalanan memperkenalkan
produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi Cicip Rasa (product
sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar
untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh
langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan
kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena
teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama
sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh
tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci
besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka.
Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar
tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat
tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas
kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat
pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu
menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya. Pada tahun 1969 muncul gagasan
untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada
tahun 1974 didirikan PT Sinar Sosro.
Model botol
untuk kemasan Tehbotol Sosro mengalami tiga kali perubahan yakni:
1. Botol Versi I
Dikeluarkan pada tahun
1970 dengan merek Teh Cap Botol Soft Drink Sosrodjojo
2. Botol Versi II
Dikeluarkan pada tahun
1972 dengan merek Teh Cap Botol (dengan penulisan ”CAP” lebih kecil, sehingga
orang lebih membaca Teh Botol), selain itu Penulisan Soft Drink dihilangkan,
dan tulisan Teh Botol diganti dengan warna merah putih yang menggambarkan
produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi SOSRO dalam
logo bulat merah.
3. Botol Versi III
Pada tahun 1974, terjadi perubahan design
botol yang ke-III. Design botolnya tidak seperti botol versi I & II. Dengan
bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merk teh botol sosro pada
kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan seiring dengan didirikannya
pabrik Pt. Sinar Sosro yang pertama di daerah Cakung, Jakarta.
Pengembangan
bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan
1.
PT. Sinar Sosro, perusahan
yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol
Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, Tebs, Happy Jus, dan Air Minum
Prim-A.
2.
PT. Gunung Slamat,
perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh
Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu dan
Teh Berko. PT Gunung Slamat mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand Award
2008 untuk kategori Teh Celup.
Perkembangan
Bisnis PT Sinar Sosro dari awal berdiri hingga sekarang. Seiring dengan
perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak Tanggal 27 November 2004, PT Sinar
Sosro dan PT Gunung Slamat bernaung dibawah perusahaan induk (holding company)
yakni PT Anggada Putra Rekso Mulia (Grup Rekso) yang berkantor Pusat di: Gedung
Graha Rekso Jl. Boulevard Artha Gading Kav A1, Sentra Bisnis Artha Gading –
Kelapa Gading – Jakarta Utara, 14240.
Produk-produk
PT Sinar Sosro memiliki beberapa jenis produk. Secara garis besar terbagi
menjadi dua, yaitu:
1.
Produk unggulan
(umbrella brand), yaitu produk-produk yang berlogo PT. Sinar Sosro, seperti
Teh Botol Sosro, Fruit Tea, dan Joy Tea Green.
2.
Produk produk non
unggulan (non umbrella brand), yaitu produk-produk yang tidak berlogo PT
Sinar Sosro, seperti S-Tee, Tebs, Prim-A, Country Choice, dan Happy Jus.
Secara singkat
Berikut perjalanan PT Sinar Sosro hingga sekarang :
1940 : Sosrodjojo
mulai merintis teh wangi cap botol
1953 : PT. Gunung
Slamat didirikan
1965 : Promosi cicip
rasa
1969 : Muncul gagasan
menjual teh dalam kemasan botol
1974 : Mendirikan PT.
Sinar Sosro
2000 : Pabrik ke 7 di
Bali mulai beroperasi
2004 : Mendirikan PT.
Puri Tirta Kencana
2011 : Sosro mulai
melebarkan sayap ke bidang makanan
2.2
Filosofi PT. Sinar Sosro
“Apapun
makannya, minumnya teh botol sosro” dimunculkan. Slogan ini tidak saja
mengguncang sesama produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan.Teh
dalam kemasan botol yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum.Karena Teh
Botol minuman untuk semua orang.
Dalam era
globalisasi ini, pembangunan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi Negara lain. Kerjasama Negara –Negara baik bilateral
maupun multilateral semakin marak dan terus berkembang dari segala bidang. PT.
Sinar Sosro adalah perusahaan yang mempromosikan minuman ringan dengan ciri
khas teh asli.PT. Sinar Sosro mengembangkan produk minuman teh rasa asli yaitu
Teh Botol Sosro.Karena produk teh ini merupakan salah satu produk yang
menawarkan kualitas produknya dalam menarik minat beli konsumen, karena sebagai
minuman teh tanpa bahan pengawet
Dasar atau
Filosofi PT. Sinar Sosro adalah Niat Baik yang di jabarkan dalam 3K dan RL
yakni :
1. Peduli terhadap
kualitas
2. Peduli terhadap
keamanan
3. Peduli terhadap kesehatan
4. Serta ramah
lingkungan
3.3 Bauran Pemasaran Teh Botol Sosro
3.3.1 Produk
Pemasaran
dimulai dengan produk yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Produk
haruslah mempertimbangkan faktor perubahan teknologi, perubahan keinginan dan kebutuhan
konsumen, serta perubahan kondisi ekonomi.
Mayoritas
Indonesia memiliki dataran tinggi cocok ditanami teh & itu semua sebagai
peluang bisnis industri minuman yang dikembangkan oleh anak negeri hingga saat
ini maju dan pesat. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan pertama Indonesia dan
di dunia yang berani mengolah dan menjual teh dalam kemasan untuk dijual kepada
masyarakat. Dengan Iklan “Apapun Makananya Minumnya Teh Botol Sosro”, telah
merebut hati masyarakat.Produk – produk SOSRO berhasil menjangkau konsumen
diseluruh pelosok propinsi di Indonesia.
Pada tahun 1969
muncul gagasan untuk menjual teh siap minum dalam kemasan botol, dan pada tahun
1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam
kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Dari awal produk ini
diluncurkan, memang sudah menjanjikan. Ia menawarkan kategori baru yang belum
pernah ada di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Mengikuti perubahan zaman dan
selera konsumen, Sosro juga melakukan diferensiasi produknya dengan baik.
Mereka berusaha menghilangkan anggapan bahwa minum teh kebiasaan orang tua dan
kolot, ditandainya dengan dilaunchingnya produk TEBS, teh bersoda yang
menargetkan anak muda sebagai pangsa pasarnya. Selain Tebs, Sosro juga
menawarkan Fruit Tea sebagai produk teh rasa buah pertama kali di dunia.
Sedangkan untuk kesehatan dan kecantikan mereka juga mengeluarkan Joy Tea Green
Tea sebagai andalannya.
Tidak hanya
dari segi produk, Sosro juga melakukan diferensiasi dari segi kemasan. Mulai
dari produk yang dikemas dalam botol kaca, lalu dalam kemasan kotak, dalam
kemasan “tetra pak”, dan tidak ketinggalan pula dalam kemasan botol plastik
yang mudah dibawa kemana-mana. Diferensiasi produk yang dilakukan Sosro
terhadap produk teh dan kemasannya. Dalam hal inovasi dan diferensiasi
produknya. Baik itu dari segi jenis produk, rasa, dan kemasan Sosro memang
pantas diacungi jempol. Hal ini membuat Sosro menjadi pusat orientasi pesaing
(diserang, ditiru, atau dijauhi).
Sosro mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk
meminum teh dalam kemasan botol dan dengan disajikan dingin. Karena pada awal
kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang
disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan
hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang
dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan
competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan
membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini
menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro
telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand
equity yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand
equity ini adalah :
1.
Brand
Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki
tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi
pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.
2.
Perceived
Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar
Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan
baik dari konsumen.
3.
Brand
Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang
menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri
adalah Teh Botol Sosro.
4.
Brand
Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan
saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan
dengan jargon “apapun makanannya minumannya teh botol sosro”.
Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh
Sosro yaitu memudahkan PT. Sinar Sosro untuk melakukan pengembangan pasar
dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk
pengkonsumsi minuman berkarbonasi, selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati
profit margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen
dan distributornya .
Ada Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro karena dengan
penggunaan kata “Teh Botol” kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri,
yang menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak menjadi merek biasa.
Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi
kompetisi yang semakin ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen
berhasil maka kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini
terjadi pada munculnya teh dalam botol dari bermacam-macam produsen seperti rasa teh asli yang kini bervariasi dengan
ditambahkan daun teh melati.
Bahan
baku Teh SOSRO dipilih hanya dari pucuk daun Teh terpilih dan terbaik, yang
dipetik dari perkebunan milik sendiri. Untuk Produk Teh Botol SOSRO misalnya,
bahan baku yang digunakan adalah daun Teh Hijau terbaik kualitas Peko yang
dicampur dengan bunga melati (atau lebih dikenal dengan Jasmine Tea), dan
campuran gula pasir terbaik yang memilik standar warna, rasa dan ukuran yang
dikontrol ketat. Adapun pengolahannya, dengan menggunakan mesin paling modern
dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar
kualitas terjaga.
3.3.2 Price
Sebuah
perusahaan harus pandai dalam memilih harga jual yang paling sesuai. Penetapan
harga merupakan tindakan penyeimbangan. Di satu sisi, harga harus
mendukung beragam biaya di sisi lain harga tidak dapat terlalu tinggi karena
dapat membuat konsumen beralih produk-produk pesaing. Penetapan harga yang
berhasil harus bisa mencari harga yang menguntungkan di kedua kebutuhan
tersebut.
Pertama kali
mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki target pasar
yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu
itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak
lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang
sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki
keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang
dipasarkan pertama kali di Indonesia dan di dunia. Saat ini produk Sosro sudah
begitu dikenal masyarakat. Taste yang khas dan harga yang kompetitif membuat
Sosro banyak dipilih oleh konsumen.
Kemasan
|
Harga (Rp)
|
Kotal 200 ml
|
2.000
|
Kotak 250 ml
|
3.000
|
Kotak 330 ml
|
3.300
|
Botol Plastik PET 350
|
3.500
|
Botol Beling 220 ml
|
3.500
|
Botol Plastik PET 450
|
5.400
|
Kotak 1 liter
|
7.000
|
Pouch 230 ml
|
21.000 (isi 12 buah)
|
Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa Teh Botol Sosro cukup terjangkau sehinggu dapat menarik para
konsumen untuk membelinya.
Salah satu trik
Sosro dalam memenangkan persaingan dalam hal harga adalah dengan memanjakan
para pengecer, di level pengecer, dengan patokan harga dari agen
Rp18.000,-/krat, mereka bisa mengambil keuntungan mencapai 100% bahkan lebih,
karena bisa menjual Rp 36 ribu/krat (Rp1.500,-/botol). Bandingkan dengan
Coca-Cola. Modal awalnya saja bisa sekitar Rp24.000,-/krat. Jika harga jualnya
sekitar Rp1.500,-/botol, keuntungan yang bisa diperoleh hanya Rp 12 ribu/krat.
Selisih Rp 6 ribu/krat dari Teh Botol Sosro.
Hal di atas
menjadi penyebab mengapa produk Sosro banyak digandrungi oleh para pengecer,
karena memang keuntungan yang ditawarkan Sosro lebih menggiurkan daripada
produk sejenis lainnya. Suatu teknik yang cerdas, dengan menawarkan harga yang
kompetitif kepada pengecer, Sosro berhasil menggaet para pengecer sehingga
lebih senang memilih Sosro sebagai teh siap minum dalam kemasan untuk mereka
jual.
3.3.3 Place
Dapat diartikan
sebagai penempatan produk, distribusi atau penyebaran produk. Saluran Distibusi
sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Meskipun suatu produk memiliki harga
yang kompetitif, berkualitas tinggi, dan dipromosikan dengan baik, namun karena
konsumen sulit mencari produk tersebut, maka kegiatan pemasaran tidak akan
berhasil dengan baik. Jika Saluran Distribusi dikelola dengan baik, konsumen
akan mudah memperoleh produk. Dengan banyaknya produk substitusi, maka
distribusi yang direncanakan dengan baik dapat membantu produk tersebut
tersebar dengan cepat.
Distribusi
Sosro mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam, Jabotabek,
Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan teh dalam kemasan botol
Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat.
Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran
distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan ketersediaan produk
sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan. Pengembangan proses yang dilakukan
oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun
teh sendiri.
Sosro sangat
menjaga relationship dengan jaringan distribusinya. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, Sosro menawarkan keuntungan yang lebih kepada para
pengecer, sehingga mereka lebih senang menjual produk Sosro. Bila di level
pengecer disediakan pendingin, di level Dister, Sosro membuat program
pengembangan armada. Caranya, memberi pinjaman modal untuk membeli kendaraan.
Dengan demikian terlihat ada kebersamaan antara Sosro dengan jaringan
distribusinya. Sepintas, terbayang betapa nikmatnya jadi mitra distribusi Sosro.
Namun, tunggu dulu. Ada reward, tentunya ada punishment. Jangan sekali-kali
bermain api dengan Sosro. Jika Dister terbukti menjual atau menyimpan produk
kompetitor –meskipun hanya satu krat– tidak ada ampun lagi. Sosro bisa langsung
mencabut izin keagenannya tanpa mau mendengar alasan apapun.
Sukses Sosro
dalam bidang distribusi bukanlah prestasi yang diraih dalam semalam. Mungkin
saat ini ada banyak orang yang menyesal karena dahulu (ketika Sosro baru
berdiri) mereka tidak mau menjadi mitra distributornya. Maklumlah, Sosro datang
menawarkan sesuatu yang baru dan tidak lazim pada saat itu sehingga “Soetjipto
Sosrodjojo” dan saudara-saudaranya terpaksa mendistribusikan sendiri ke
toko-toko makanan dan pedagang di jalan-jalan. Di tahun 1981-1982, Sosro sudah
melempar 30-an cooler box dengan roda dorong kepada pedagang dari prapatan
Coca-Cola, Cempaka Putih, Jakarta sampai kawasan Pasar Senen. Ini dilakukan
karena pada saat itu Sosro mengalami kesulitan masuk ke toko pengecer yang
menganggap aneh minuman teh dalam botol. Namun itu dulu. Sekarang, hampir tidak
ada pedagang yang menolak jika ditawari menjual produk SOSRO, apalagi Teh Botol
Sosro. Tak heranlah, produk ini serasa berada di jangkauan tangan konsumen,
karena begitu banyaknya gerai yang memasarkannya.
3.3.4 Promotion
Promosi
merupakan komponen bauran pemasaran yang paling terlihat nyata, yang mengacu
pada teknik mengomunikasikan informasi mengenai suatu produk. Alat promosi
terpenting yang dilakukan Sosro mencakup iklan, Promosi Penjualan, dan kunjungan
pabrik.
a. Iklan,
undian, dan Tagline
Dalam poster
promo pertama yang dibuat dalam rangka menyambut 20 tahun Sosro, dibuka dengan
kata-kata lucu: Hai sobat muda, ketemu lagi, yang diikuti headline: Tutup botol
ini bernilai ratusan juta rupiah! Untuk ukuran waktu itu, hadiah Sosro memang
termasuk istimewa: dua Toyota Starlet, 20 CD Compo Sony, 20 Discman, 200 sepeda
Federal. 200 arloji Swatch, dan 2 ribu T-shirt.
Setelah
melakukan pemanasan promo undian berhadiah (1994), mulai bergulir iklan-iklan
tematis Sosro dari tahun ke tahun. Tagline “citra Hari-hari teh botol” berhasil
diubah dengan mulus menjadi “Hari-hari teh botol Sosro”. Tetap meraih pasar
anak muda. Jinggle teh botol yang sudah diterima khalayak luas itu, diubah
lebih manis tanpa mengubah soul-nya. Kehadiran Frestea pada tahun 2003 yang
didukung oleh perusahaan multinasional, dapat mengubah peta pasar minuman teh
dalam kemasan.
Untuk menampik
persaingan dengan Frestea, Sosro mengubah tagline-nya menjadi: “Apapun
makanannya, minumnya Teh Botol Sosro”. tag line ini cukup persuasif, tapi
sekarang sudah berubah lagi menjadi “apapun enaknya teh botol sosro” masih
persuasif juga, tapi sepertinya Sosro ingin merubah kesan bahwa tidak hanya
kegiatan makan saja yg enak sambil minum Teh Botol Sosro, tapi semua kegiatan
yg sedang dilakukan enak juga sambil minum Teh Botol Sosro dan juga untuk
memperkuat image Teh Botol sebagi minuman semua kalangan.
b. Promosi Penjualan
Sering
dilakukan dengan membuka stand di acara yang disponsori oleh produk Sosro.
Biasanya ditawarkan dengan harga lebih murah, atau dengan penawaran menarik
lainnya seperti mendapatkan merchantdise atau hadiah.
c. Kunjungan Pabrik
Langkah promosi
seperti ini tidak banyak dilakukan oleh para pesaing minuman siap minum dalam
kemasan. Sosro menyadari bahwa ini merupakan hal penting dalam eksistensinya
sebagai produsen minuman siap minum dalam kemasan. Dengan menerima kunjungan,
Sosro dapat memperlihatkan kepada publik bahwa produk mereka diolah dengan
benar, hiegenis, dan terjamin. Sehingga nantinya masyarakat tidak ragu lagi
untuk membeli produk Sosro. Selain itu di website Sosro www.sosro.com juga
disediakann formulir pendaftaran untuk kunjungan Pabrik sehingga urusan
birokrasinya tidak terlalu sulit.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1)
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain
2)
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis dan
terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan pasar sasaran, dikenal dengan “Empat P”: product,
price, place, promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi).
3)
PT Sinar Sosro berdiri pada tahun 1974,
PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol
yang pertama di Indonesia dan di dunia.
4)
Teh
Botol Sosro menawarkan produk yang alami, bervariasi rasa, dan kemasannya;
harganya terjangkau; distribusinya lancar ke seluruh Indonesia sehingga mudah
didapat oleh konsumen; dan promosi yang dilakukan cukup aktif dengan tag line
“Apa pun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro.
4.2 Saran
Makalah ini diharapkan agar para pembaca
dapat memiliki wawasan yang lebih luas mengenai bauran
pemasaran dan penerapannya pada produk Teh Botol Sosro. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari
itu kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini dan makalah-makalah yang akan dibuat selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi, C. A. 2011. Analisis Stratei Promosi The Botol
Sosro di PT SInar Sosro Kantor Perwilayahan Wilayah Banten. Departeman
Agribisnis Fakulras Ekonomi dan Manajemen IPB Bogor.
Buchari,
A. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabet. Bandung.
Kotler,
P. dan G. Amstrong. 2009. Manajemen Pemasaran.
Jilid Ke-Enam. Indeks. Jakarta.
Kurniawan,
F. 2013. Pengaruh Relationship Marketing dan Layanan Purna Jual Terhadap
Kepuasan Pelanggan PT. Astra Internasional Isuzu Semarang. Jurnal Administrasi
Bisnis2 (1): 76-87.
Lasander,
C. 2013. Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan pelanggan pada Makanan Tradisional. Jurnal EMBA. 1(3): 284-293.
Lenzun,
J. J.Massie, J, D, D, dan D.Adare. 2014. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan
Promosi Terhadap Kepuasan Pelanngan Kartu Prabayar Telkomsel. Jurnal
Emba2(3):12-39.
Oentoro,
D. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasarn dan Perilaku Pelanggan.
digilipesaunggul.ac.id. Diakses tanggal 20 Februari 2015.
Sugiyono.
2011. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Sembilan Belas. Alfabeta. Bandung.
Suliyanto,
2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Andi. Yogyakarta.
Sumarni,
Murti dan J. Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis: Dasar-dasar Ekonomi
Perusahaan.http:jornal.unisla.ac.id/pdf/129220131/1.pdf.Diakses tanggal 13
Januari 2015.
Swasta
H. 2010. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Pelanggan. BPFE. Yogyakarta.
Tjiptono,
F. 2009. Strategi Pemasaran. Ed. 2. Cetakan
Ke Tujuh. Penerbit Andi. Yogyakarta
Wahyudi,
T dan Y. E. Prawatya. 2012. Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan
pelanggan. Jurnal ELKHA. 4(2), 34-37.
Yamit,
Z. 2010. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi Pertama. Sleman. Yokyakarta.
https://harga.web.id/harga-tehbotol-sosro-kemasan-beling-botol-plastik-kotak-pouch.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar