PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau
lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di
dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa
sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya
kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar
sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah
pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).
Indonesia memiliki potensi alamiah yang baik untuk pengembangan
sektor pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang mampu memberikan pertumbuhan
ekonomi adalah sub sektor perkebunan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu
tanaman perkebunan Indonesia yang memiliki prospek dan mendominasi produksi
kawasan Asia Tenggara bahkan tingkat dunia.
Salah satu faktor penentu produktivitas tanaman kelapa sawit
adalah dengan menggunakan bibit yang berkualitas yang didapatkan melalui
penggunaan benih yang secara genetik unggul dan pemeliharaan yang baik,
terutama pemupukan.Namun, sebagian besar pekebun swadaya menggunakan bibit
berkualitas rendah yang berasal brondolan lepas di kebun serta pengelolaan
pupuk yang rendah.
Komoditi perkebunan yang sebagian terbesar merupakan perkebunan
rakyat,
perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan
perkebunan besar, berjalan sendirisendiri, tanpa ada kaitan kegiatan operasionalnya. Untuk pengembangan kelapa sawit,maka pendekatan pengembangannya ditempuh melalui pengembangan perkebunan rakyat sebagai kebun plasma pola PIR.Melalui pendekatan tersebutterbukti bahwa pengembangan kelapa sawit berdampak terhadap penanggulangan kemiskinan,penggangguran dan pengembangan wilayah.
perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan
perkebunan besar, berjalan sendirisendiri, tanpa ada kaitan kegiatan operasionalnya. Untuk pengembangan kelapa sawit,maka pendekatan pengembangannya ditempuh melalui pengembangan perkebunan rakyat sebagai kebun plasma pola PIR.Melalui pendekatan tersebutterbukti bahwa pengembangan kelapa sawit berdampak terhadap penanggulangan kemiskinan,penggangguran dan pengembangan wilayah.
1.2.
Tujuan
Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan
agar penulis mengetahui tentang pengadaan bahan tanaman Kelapa Sawit
Tujuan Khusus
-
Untuk mengetahui definisi
pengadaan bahan tanaman terutama pada tanaman kelapa sawit
-
Untuk mengetahui
langkah-langkah dalam pengadaan bahan tanaman
-
Untuk mengetahui cara
pembibitan dan persemaian
1.3. Manfaat
1.
Memperluas wawasan dan
meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman kegiatan
2.
Hasil dan penulisan
laporan ini hendaknya dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi
yang membutuhkan nantinya.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (Elais guinensis Jacq.) adalah salah satu
jenis tanaman dari famili Arecaceae yang
menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). Saat ini, kelapa
sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik penanaman kelapa
sawit masih merupakan andalan sumber minyak nabati dan bahan agroindustri
(Sukanto,2008).
Bahan Tanam merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk
memulai/ mengawali budidaya tanaman.
Bahan
tanam kelapa sawit unggul bisa berasal dari hasil persilangan berbagai sumber
(inter and intra spesific crossing) dengan metode Reciprocal Recurrent
Selection (RRS). Disamping itu, bahan tanaman kelapa sawit unggul
juga bisa di hasilkan dari pemuliaan pada tingkat molekuler yang diperbanyak
secara vegetatif dengan teknik kultur jaringan.
Bahan
tanam kelapa sawit yang umum ditanam di perkebunan komersial yaitu persilangan
dura x pesifera (D x P) yang disebut tenera. Tanaman induk dura berasal dari 4 pohon
kelapa sawit yang ditanam di kebun raya bogor (1848) dan dikenal dengan deli
dura.
Pemuliaan
adalah pemuliaan terhadap dan pengujian tanaman dari hasil persilangan beberapa
jenis pohon induk tanaman.Tujuannya untuk mendapatkan varietas baru yang memiliki
produktifitas dan rendemen minyak yang lebih tinggi serta pertumbuhan meninggi
lambat dari varietas-varietas sebelumnnya.
Untuk
menghasilkan bahan tanam, pusat sumber benih memiliki suatu rancangan
penyerbukan yang disusun berdasarkan hasil pengujian.Penyusunan berdasarkan
pada kombinasi terbaik antara Dura x Pesifera (D x P) hasil uji produksi dan
kualitas lapangan.Pengamatan dilakukan terhadap produksi beberapa tahun. Ada
pohon induk yang tidak dapat digabungkan dengan pesifera tertentu dan sebaliknya
ada pula pesifera yang tidak bisa digabungkan pada semua pohon induk dura
Produksi benih memegang peranan penting dalam pengadaan bahan
tanaman kelapa sawit. Dalam upaya menyediakan benih yang baik diperlukan
rangkaian proses produksi benih yang cermat dan teliti seperti proses penyiapan
benih. Penyiapan benih adalah kegiatan mempersiapkan benih yang baik untuk
diproses lebih lanjut yaitu dipatahkan dormansinya dan dikecambahkan. Tahapan
dalam kegiatan penyiapan benih yang dilakukan di Divisi Produksi PPKS yaitu:
penerimaan tandan benih, pencincangan tandan benih, fermentasi, pemipilan,
pengupasan, seleksi benih, penyimpanan stock dan barecode. Secara rinci
deskripsi dari setiap tahapan penyiapan benih telah disampaikan di bagian
pelaksanaan magang.
tanaman kelapa sawit. Dalam upaya menyediakan benih yang baik diperlukan
rangkaian proses produksi benih yang cermat dan teliti seperti proses penyiapan
benih. Penyiapan benih adalah kegiatan mempersiapkan benih yang baik untuk
diproses lebih lanjut yaitu dipatahkan dormansinya dan dikecambahkan. Tahapan
dalam kegiatan penyiapan benih yang dilakukan di Divisi Produksi PPKS yaitu:
penerimaan tandan benih, pencincangan tandan benih, fermentasi, pemipilan,
pengupasan, seleksi benih, penyimpanan stock dan barecode. Secara rinci
deskripsi dari setiap tahapan penyiapan benih telah disampaikan di bagian
pelaksanaan magang.
PENGADAAN
BAHAN TANAM
Pengadaan bahan tanam
adalah proses kegiatan penyediaan bahan tanam berupa benih, stek, plantlet dan
bibit untuk memperoleh hasil produksi pertanian yang maksimal.
Dalam
pengadaan bahan tanaman hal-hal yang harus dipersiapkan, ialah :
Menemukan bibit buah dengan keunggulan yang bagus agar hasil pertumbuhan
tanaman menghasilkan buah yang bagus pula di butuhkan dan haruslah memiliki
induk tanaman yang berkualitas dengan memiliki keunggulan yang bagus. Pemilihan
bibit unggul yang tentunya sangat berperan penting guna menghasilkan produk
buah yang sangat berkualitas nantinya.
Untuk setiap tanaman memiliki ciri-ciri dan juga model yang sangat
berbeda. Berikut beberapa ciri-ciri bibit buah unggul yang layak tanam :
1.
Pertumbuhan yang seragam
Jika bibit yang anda tanam secara bersamaan, pertumbuhanpun akan tumbuh
secara serempak, itu pertanda bibit yang dihasilkan sangat bagus. Sebaliknya,
jika di antara bibit yang di tanam serempak ada yang mati, berarti bibit
tersebut tidak bagus dan tidak berkualitas.
2. Kuat
Jika tanaman di pindahkan dari satu tempat ke tempat lain tidak mati,
itu berarti bibit tersebut memiliki kualitas unggul. Untuk lebih bagusnya lagi,
sebaiknya bibit yang akan ditanam disiangi terlebih dahulu, agar hasil yang
pertumbuhan nantinya akan jauh lebih bagus.
3.
Pertumbuhan sangat cepat
Pertumbuhan bibit yang sangat cepat, merupakan ciri-ciri bahwa bibit
tersebut merupakan bibit unggul dan berkualitas. Pertumbuhan yang serempak dari
bibit lainnya tentunya menandakan bibit tersebut sangatlah berkualitas.
4. Akar
yang banyak
Ciri-ciri bibit yang unggul dan berkualitas lainnya adalah memiliki akar
yang banyak. Karena dengan memiliki akar yang banyak memberikan jalan masuk
makanan untuk tumbuhan. Sehingga, semakin banyak akar semakin banyak pula
makanan masuk ke bibit tersebut.
5.
Kehijauan
Bibit yang kokoh dengan warna hijau merupakan salah satu ciri-ciri bibit
berkualitas. Bibit dengan ciri-ciri seperti ini akan tumbuh lebih cepat dengan
penyiraman secara teratur.
6.
Tahan hama
Tidak gampang memiliki bibit berkualitas yang tahan akan serangan
berbagai hama tanaman. Dengan memiliki bibit berkualitas tentunya akan
menghemat biaya dan perawatan, sehingga anda tidak perlu mengeluarkan biaya
banyak. Bibit yang tahan hama tentunya juga akan menghasilkan panen yang cukup
memuaskan.
7.
Tahan terhadap iklim
Bibit yang tahan terhadap perubahan iklim merupakan ciri selanjutnya
dari bibit unggul. Bibit ini akan tahan pada masa kemarau ataupun hujan, atau
sebaliknya. Bibit ini akan tetap tumbuh pada musim pergantian cuaca.
8.
Harga jual tinggi
Bibit unggul dan berkualitas memiliki harga nilai jual yang sangat
tinggi karena keunggulannya. Banyak juga para distributor atau agen
tanaman unggul di hargai dengan nilai tinggi karena memiliki
kualitas dan kuantitas yang tentunya sesuai dengan harga pasaran.Tidak mudah
memang menemukan bibit buah yang benar-benar unggul. Butuh ketelitian yang
benar-benar sangat detail dalam memilihnya. Jika tujuan anda membeli bibit buah
dengan hasil panen akan di jual kembali, memang lebih baik memilih bibit buah
yang benar-benar unggul dan berkualitas agar hasil panen yang didapat memiliki
harga tinggi.
BENIH
Produksi benih memegang
peranan penting dalam pengadaan bahan tanaman kelapa sawit. Dalam upaya menyediakan benih yang baik
diperlukan
rangkaian proses produksi benih yang cermat dan teliti seperti proses penyiapan
benih. Penyiapan benih adalah kegiatan mempersiapkan benih yang baik untuk
diproses lebih lanjut yaitu dipatahkan dormansinya dan dikecambahkan.
rangkaian proses produksi benih yang cermat dan teliti seperti proses penyiapan
benih. Penyiapan benih adalah kegiatan mempersiapkan benih yang baik untuk
diproses lebih lanjut yaitu dipatahkan dormansinya dan dikecambahkan.
Tahapan dalam kegiatan
penyiapan benih yang dilakukan di Divisi Produksi PPKS yaitu: penerimaan tandan
benih, pencincangan tandan benih, fermentasi, pemipilan,pengupasan, seleksi
benih, penyimpanan stock dan barecode. Secara rincideskripsi dari
setiap tahapan penyiapan benih telah disampaikan di bagian pelaksanaan magang.
Varietas Tanaman Kelapa Sawit
Benih kelapa sawit dibedakan varietasnya berdasarkan ketebalan tempurung dan
warna buah (Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2000). Perbedaan varietas
kelapa sawit sebagai berikut :
Tabel 1. Varietas kelapa sawit
berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah
No.
Varietas
|
Ketebalan Tempurung
|
Daging Buah
|
1.
Dura
|
1-8 mm
|
Tipis
|
2.
Pesifera
|
Sangat tipis
|
Tebal
|
3. Tenera
|
0,5-4 mm
|
Tipis
|
Sumber : Lembaga Pendidikan
Perkebunan (LPP), 2000.
Tabel 2. Varietas kelapa sawit
berdasarkan warna kulit
No
|
Varietas
|
Warna Buah
Muda
|
Warna Buah
Tua
|
1.
|
Dura
Kehitaman
|
Ungu–Hitam
|
Jingga
|
2.
|
PesiferaKemerahan
|
Hijau
|
Jingga
|
3.
|
Tenera
|
Keputih–putih Kuningan
|
Kekuning
|
Pengecambahan
Dalam tata cara
pembibitan kelapa sawit, tahapan selanjutnya adalah pengecambahan. Tujuan dari
tahapan ini adalah untuk menumbuhkan tunas dan juga akar muda benih kelapa
sawit yang nantinya akan disebut dengan istilah kecambah. Dalam tahapan ini,
ada banyak sekali metode yang bisa diterapkan. Salah satunya adalah melepaskan
tangkai kelapa sawit dari bagian spikeletnya. Idealnya, waktu yang dibutuhkan
untuk proses pengeraman tandan buah kelapa sawit adalah selama tiga hari. Pada
jangka waktu tersebut, tandan buah disiram sesekali agar kelembabannya tetap
terjaga. Selanjutnya, buah kelapa sawit kembali dipisahkan dari tandannya untuk
kemudian diperam lagi dalam jangka waktu kurang lebih tiga hari.
Dalam proses
ini, pemisahan biji kelapa sawit dari dagingnya bisa dilakukan dengan
menggunakan mesin khusus supaya lebih efektif. Selanjutnya, biji-biji yang
sudah dipisahkan dicuci bersih lalu direndam pada larutan Dithane M-45 dengan
dosis 0,2% sekitar tiga menit. Cara pembibitan kelapa sawit selanjutnya adalah
keringkan biji kelapa sawit dan lakukan proses penyeleksian dalam memilih biji
yang akan ditanam. Pilihlah biji yang memiliki wujud seragam.
Biji sawit yang
sudah dipilih dan berkualitas kemudian disimpan pada ruangan tertutup dengan
suhu 27 derajat celcius dan kelembaban antara 60 sampai dengan 70 persen.
Proses pengecambahan ini dilakukan dengan cara memasukkan biji ke dalam kaleng
khusus pengecambahan. Kemudian letakkan pada ruangan dengan suhu 39 derajat
celcius. Proses ni umumnya berlangsung selama kurang lebih 60 hari. Setiap 7
hari, biji diangin-anginkan sebanyak 1 kali selama tiga menit. Selanjutnya,
benih direndam di dalam air agar biji mengandung air sekitar 20 sampai dengan
30 persen lalu diangin-anginkan.
Proses cara
pembibitan kelapa sawit selanjutnya adalah biji direndam kembali menggunakan
larutan Dithane M-45 dengan takaran 0,2% sekitar dua menit dan letakkan biji
pada ruangan dengan suhu 27 derajat celcius. Setelah 10 hari, biji akan mulai
berkecambah dan bisa segera dipakai untuk menjadi benih kelapa sawit.
Contoh prosedur pengecambahan
benih kelapa sawi:
ü Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
ü Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.
ü Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
ü Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.
ü Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.
ü Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
ü Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
Gambar 1.Pertumbuhan kecambah
benih
Sertifikasi Benih
Sertifikasi bibit adalah rangkaian
kegiatan untuk mendapatkan Sertifikat mutu Bibit tanaman perkebunan, yang
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi melalui pemeriksaan lapangan sehingga
dapat digunakan sebagai bahan tanam dan telah memenuhi syarat untuk diedarkan
Sertifikasi Benih adalah suatu
proses pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan, produksi dan penyaluran
benih sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian
untuk dapat diedarkan.
Gambar 2.
Prosedur Sertifikasi Benih
Sumber bahan tanam perkebunan
kelapa sawit
Spesifikasi teknis bantuan benih
kelapa sawit untuk kegiatan peningkatan produktivitas kelapa sawit rakyat
melalui penggantian benih tidak bersertifikat dengan benih unggul bermutu
bersertifikat yang berasal dari sumber benih dalam negeri yang telah
ditetapkan pemerintah :
a. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PT. PPKS) Medan
b. PT. Socfin Indonesia (PT.Socfindo)
c. PT. PP London Sumatera Indonesia,Tbk. (PT. Lonsum)
d. PT. Bina Sawit Makmur
e. PT. Tunggal Yunus Estate
f. PT. Dami Mas Sejahtera
g. PT. Bakti Tani Nusantara
h. PT. Tania Selatan
i. PT. Sarana Inti Pratama
j. PT. Sasaran Ehsan Mekarsari
PEMBIBITAN
Pembibitan tanaman adalah suatu proses penanaman bibit mulai dari
bentuk biji hingga menjadi tanaman bayi dengan munculnya tunas akar dan
beberapa daun kecil menjadi kecambah, yakni yang dilakukan selama beberapa
hari, sehingga akhirnya bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan tanaman buah
hingga dewasa dan berbuah.
Bibit
Merupakan salah
satu faktor bahan tanaman dan penentu produktivitas tanaman kelapa sawit adalah
dengan menggunakan bibit yang berkualitas yang didapatkan melalui penggunaan
benih yang secara genetik unggul dan pemeliharaan yang baik, terutama
pemupukan. Namun, sebagian besar pekebun swadaya menggunakan bibit berkualitas
rendah yang berasal brondolan lepas di kebun serta pengelolaan pupuk yang
rendah.
Tahapan pembibitan ini
harus dilakukan dengan benar karena keberhasilan penanaman kelapa sawit di
lapangan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat media tanam dan bibit yang
digunakan. Ada beberapa tahap dalam pengadannya.
Pembibitan
Awal (Pre nursery)
Pembibitan
awal (pre nursery) adalah pembibitan tahap pertama dalam proses
pembibitan kelapa sawit, yang dipelihara dari umur 0 bulan sampai 3
bulan. Pembibitan awal atau pre-nursery merupakan tahap
pembibitan yang dilakukan apabila pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan 2
tahap pembibtan (double stage). Kecambah kelapa sawit ditanam di
pre-nursery setelah itu baru dipindahkan ke pembibitan utama atau
main-nursery. Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan di pre-nursery
adalah pembuatan bedengan, pembuatan naungan, persiapan media tanam,
persiapan polybag, penanaman kecambah, pemeliharaan, seleksi bibit, pemindah
dan pengangkutan bibit. Pembibitan
awal dapat juga diartikan sebagai Persemaian yang merupakan tempat kecambah
tanamanan kelapa sawit
(Germinated seeds) ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 bulan, pre nursery dilakukan selama 2-3 bulan.
(Germinated seeds) ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 bulan, pre nursery dilakukan selama 2-3 bulan.
Prosedur
Kerja
1.
Benih
yang sudah berkecambah disemai dalam polybag
kecil, kemudian diletakkan pada bedengan-bedengan yang
lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.
2.
Ukuran
polybag yang digunakan adalah 12 cm x 23 cm atau 15 cm x 23 cm (lay
flat).
3.
Polybag
diisi dengan 1,5-2,0 kg tanah atas yang telah
diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.
4.
Kecambah
ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.
5.
Setelah
bibit dederan yang berada di prenursery telah
berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai, bibit dederan
sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).
6.
Keadaan
tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap
lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atastanah polybag dapat menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.
7.
Penyiraman
dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha menghasilkan kelembaban yang
diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan
karena siraman.
8.
Untuk
penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan
polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi
lubang pada
bagian bawahnya untuk drainase.
9.
Polybag
diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15-30 kg/polybag, disesuaikan dengan lamanya
bibit yang akan dipelihara
(sebelum dipindahkan) di pesemaian
bibit.
10. Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher
akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan
tanah sekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak.
Bibit pada
polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang
telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan
sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x
100 cm x100 cm.
PEMBIBITAN
( MAIN NURSERY )
Pemeliharaan Pembibitan
• Tujuan: diperoleh bibit yang sehat dan subur, sehingga
bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang
tepat.
• Pemeliharaan bibit meliputi: penyiraman,
penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan.
Penyiraman
• Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali
apabila jatuh hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan.
• Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara
menyiramnya harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak
dan tanah tempat tumbuhnya tidak padat.
• Kebutuhan air siraman ± 2 lt/polybag/hari, disesuaikan
dengan umur bibit.
Penyiangan
Gulma
yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan,
dikored atau disemprot dengan herbisida.
Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
Pengawasan dan Seleksi
Pengawasan bibit dilakukan
untuk mengamati pertumbuhan bibit dan perkembangan gangguan hama dan penyakit.
Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis
harus dibuang. Pembuangan bibit (thinning out) dilakukan pada saat
pemindahan ke main nursery, yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan dan 9
bulan, serta pada saat
pemindahan bibit ke lapangan.
Tanaman yang bentuknya abnormal
dibuang, yakni dengan ciri-ciri;
1.
Bibit
tumbuh meninggi dan kaku
2.
Bibit
terkulai
3.
Anak
daun tidak membelah sempurna
4.
Terkena
penyakit
5.
Anak
daun tidak sempurna
Pemupukan
Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit
yang sehat, tumbuh cepat dan subur.
Pupuk yang
diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk.
PEMINDAHAN
BIBIT KE LAPANGAN
·
Pemutaran bibit
(rotating) Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim ke
lapangan. Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari
sampai waktu pengiriman ke lapangan
·
Perlakuan Bibit
untuk Persiapan Pengangkutan Menjelang persiapan tanam bibit dikumpulkan rapat,
setiap kelompok terdiri 100-200 bibit. Bibit disusun satu lapis di atas truk
dan disiram sebelum berangkat ke lapangan
KESIMPULAN
1. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat
ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian
2. Bahan Tanam
merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk memulai/ mengawali budidaya
tanaman
3. Sertifikasi
Benih adalah suatu proses pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan, produksi
dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh
Departemen Pertanian untuk dapat diedarkan.
4.Untuk
menghasilkan bahan tanam, pusat sumber benih memiliki suatu rancangan
penyerbukan yang disusun berdasarkan hasil pengujian.
5.Pembibitan awal
atau pre-nursery merupakan tahap pembibitan yang dilakukan apabila pembibitan
kelapa sawit dilakukan dengan 2 tahap pembibitan (double stage).
6.Pembibitan
utama merupakan tahap kedua setalah pembibitan awal dan bibit dipelihara dai
umur 3 bulan sampai 12 bulan.
7.Pengelompokan
benih sawit digolongkan berdasarkan ketebalan daging dan tempurung dan warna
kulit biji.
SARAN
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa
yang akan datang seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan
minyak sawit, maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar